"Bedman", Bedong Bayi Anti Hujan Produk Inovatif Buatan Mahasiswa UNUSA
Di puncak acara Dies Natalis ke 5 atau Lustrum I Universitas NU Surabaya (UNUSA), Sabtu, 7 Juli 2018 ada yang berbeda di antara rentetan kegiatan yang digelar. Empat mahasiswa Fakultas Keperawatan dan Kebidanan memamerkan salah satu produk inovasinya yaitu sebuah bedong bayi anti air hujan. Produk ini dinamai Bedong Mantel Anti Hujan yang disingkat Bedman.
Empat mahasiswa UNUSA yang menciptakan produk tersebut adalah Wahyu Erisa Fitri (Prodi Kebidanan), Nurul Afifatul Azizah (Prodi Kebidanan), Elok Reskina Arvi (Prodi Kebidanan), dan Riza Ayu Tohari Putri (S1 Keperawatan). Dalam menciptakan produk tersebut ke empat mahasiswa ini mendapat pembiayaan dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi dalam skema hibah KBMI (Kompetisi Bisnis Mahasiswa Indonesia).
Wahyu Erisa Putri, salah satu pencipta produk inovatif ini mengatakan ide awal menciptakan produk ini terinsipirasi saat melakukan kegiatan praktik kerja lapangan di rumah sakit. Waktu itu melihat bayi baru lahir dibedong dengan plastik.
"Saat kami praktik di rumah sakit itu kami melihat pemandangan yang tidak praktis yaitu bayi dibedong dengan plastik. Padahal waktu itu kondisinya tengah hujan deras. Dari situ kami berpikir untuk membuat bedong yang lebih praktis dan simple," katanya saat diwawancarai dalam acara Lustrum I Unusa.
Kemudian, lanjut Wahyu, pengalaman lagi ketika tengah melakukan kegiatan posyandu di sebuah rumah sakit dalam keadaan hujan deras. Banyak ibu yang tidak hadir di posyandu dengan alasan bayinya takut kehujanan.
"Padahal imunisasi sangat penting bagi bayinya. Ibu-ibu tidak datang ke posyandu karena takut anaknya kena air hujan. Inilah yang kemudian menginspirasi kami untuk membuat bedong yang bisa melindungi bayi dari hujan dan menjaga suhu tubuh bayi," katanya.
Bedong bayi, kata Wahyu, umumnya kalau di rumah sakit hanya menggunakan plastik. Karena selain ekonomis plastik juga mampu menjaga suhu tubuh dan menjaga bayi dari hujan. Namun demikian plastik dinilai tidak simple dan ekonomis.
"Karena itu kami memilih bahan yang awet, tahan air, dan hangat. Oleh sebab itu kami memilih kain mantel sebagai bahan untuk membuat bedong," kata mahasiswa semester 6.
Bedman ini, lanjut mahasiswi yang menerima Bidikmisi, ternyata mampu menjawab keluhan para ibu. "Mereka sangat terbantu dengan alat ini. Selain praktis, Bedman ini juga mampu melindungi bayi dari air hujan. Tidak perlu repot-repot beli plastik," katanya.
Produk Bedman ini menjadi produk unggulan dan banyak dicari ibu-ibu saar berkativitas di luar ruangan apabila saat hujan. Bedong ini juga bermanfaat untuk menjaga suhu tubuh bayi yang memiliki berat lahir rendah.
"Kami saat ini tengah mengajukan hak cipta ke Dirjen HAKI. Saat ini masih dalam proses," kata Riza Ayu Tohari Putri, salah satu bagian dari penggagas Bedman.
Ditambahkan Ayu, panggilannya, Bedman ini dijual dengan harga variatif. Untuk bedong ukuran M dan L dijual dengan harga Rp100.000, dan untuk ukuran XL djual dengan harga Rp150.000. "Sebenarnya sudah banyak yang pesan, tetapi saat ini kami belum banyak memproduksi karena menunggu sertifikat dari HAKI," katanya.
Rektor UNUSA, Prof. Dr. Ir Achmad Jazidie, M.Eng mengapresiasi inovasi dan karya terbaru empat mahasiswa FKK ini. Inovasi ini diharapkan bisa menular kepada para mahasiswa lainnya, karena persaingan akan bisa dihadapi jika mahasiswa memiliki kemampuan untuk menjadi sosok inovatif dan kreatif.
"Mahasiswa merupakan generasi penerus bangsa yang akan menggantikan pemimpin-pemimpin di negeri ini kelak, sehingga mahasiswa harus mampu melahirkan inovasi sekaligus menjawab tantangan pembangunan dan mewujudkan generasi emas," katanya.
Untuk menjadi generasi emas, lanjut Jazidie, mahasiswa harus memiliki karakter pejuang dan tidak mudah menyerah karena masa kuliah merupakan saat terbaik untuk mengisinya dengan kegiatan pendidikan dan keterampilan.
"Era globalisasi tidak bisa dihindari, namun harus dihadapi dengan berbagai persiapan kemampuan dan keahlian. Mahasiswa harus menemukan cara di luar hal yang biasa atau thinking out of the box," ujarnya.