Beda Ucapan Menteri dengan Humasnya Soal Foto Vulgar Tara Basro
Tara Basro mengunggah foto dirinya untuk mengkampayekan ajakan mencintai tubuh sendiri. Ada foto berpakaian dalam di Instagram @tarabasro, serta foto telanjang dengan menutupi bagian intim yang sempat diunggah di Twitter dan Instagram Story.
Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate menilai foto yang diunggah sang aktris tak melanggar pasal kesusilaan dalam Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE).
Pernyataan tersebut berbeda dari pernyataan Kabiro Humas Kemenkominfo Ferdinand Setu yang menyatakan foto tersebut melanggar UU ITE.
"Kata siapa melanggar UU ITE? Enggaklah. Harus dilihat baik-baiklah. Jangan semua hal itu didiametral begitu. Ada yang mengetahui itu. Evaluasinya adalah itu bagian dari seni atau bukan. Kalau itu bagian dari seni, maka itu hal yang biasa. Namanya juga seni," ujar Johnny di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis 5 Maret 2020.
Saat pernyataannya dikonfrontasi dengan pernyataan bagian humasnya, Johnny membantah bahwa humasnya menyatakan foto tersebut melanggar UU ITE.
Menurut Johnny, Ferdinand hanya menyampaikan foto tersebut berpotensi melanggar UU ITE sehingga tak serta-merta menghakimi bahwa foto tersebut melanggar UU ITE.
"Tidak ada perbedaan. Kalau humasnya bilang Tara melanggar UU ITE, itu salah humasnya. Tapi, humasnya tidak mengatakan begitu. Karena apa? Seni harus dilihat dari aspeknya masing-masing. Sebagian masyarakat pasti menilai itu ada manfaat karena itu penghormatan terhadap diri," ujar Johnny.
"Tapi, sebagian juga melihat itu bisa dikaitkan dengan aturan yang lain. Lalu dipertentangkan dan hidup kita habis untuk mengurus pertentangan pendapat. Aduh, energi kita habis. Lebih baik hal yang positif dululah," lanjut dia.
Keputusan berani Tara Basro mengunggah foto tubuhnya meraih simpati dari netizen. Wanita 29 tahun ini dianggap mampu menyebarkan semangat cinta pada tubuh sendiri.
Executive Director SAFEnet, Damar Juniarto menunjukkan pesan dari Tara Basro yang menjelaskan maksud baiknya saat mengunggah foto tanpa busana.
"Jadi memang awalnya aku mumet bgt liat dimana2 foto di social media polished bgt. Orang2 berlomba2 mengejar kesempurnaan," bunyi pesan Tara.
"Nah kmrn peak nya pas aku liat info soal cream pemutih yang bikin kulit pemakainya stretch mark kayak macan, bener2 parah bgt," imbuhnya.
Lebih lanjut, Tara Basro juga menyampaikan bahwa dirinya sama seperti wanita lain meski berprofesi sebagai artis. Postingan tanpa busana pemain film Pengabdi Setan tersebut pun dimaksudkan agar publik percaya diri dengan bentuk tubuh masing-masing.
"Dan selama ini kalau aku ngmg di social media soal self love banyak banget yang bilang 'ah lo mah enak artis dll' karena mgkn mereka gak percaya karena keliatannya aku perfect trs dimata mereka," jelasnya.
"Nah aku pikir yaudah aku pengen post foto bener2 the real me, yang nunjukin semua bagian2 yang potensi insecurities, contohnya celulites, big thighs, big arms, lemak, stretch marks dll. Biar orang bisa liat kalau kita itu semua sama," demikian beber sang artis.
Menyertai pesan dari Tara Basro tersebut, Damar juga mengaku telah menghubungi pihak Kemkominfo bahwa Tara Basro menyebarkan konten asusila, tanpa melihat konteks yang mengedukasi masyarakat.
"Saya juga berkomunikasi dengan Kementrian terkait. Dugaan saya Kemkominfo semata melihat postingan ini sebagai 'teks' -- sebatas ada ketelanjangan --, tapi luput melihat 'konteks'. Konteks tindakan Tara adalah mengedukasi publik, bukan untuk sebarkan pornografi #BelaTara," tulis Damar di Twitter.
"Dalam postingan itu, tidak ada yang menjual badan untuk memenuhi nafsu birahi laki-laki sehingga terkesan sekali Kemkominfo terburu-buru menilai. Dan ini patut disayangkan karena disampaikan ke publik drpd meminta penjelasan @TaraBasro lebih dulu. Tabayyun lah. #BelaTara," sambung Damar.
Advertisement