Pasien Membeludak, Sidoarjo Tambah Lima RS Rujukan Covid
Pemerintah Kabupaten Sidoarjo bergerak cepat mengani pasien terpapar virus corona atau covid-19 dengan menambah kapasitas bed di rumah sakit rujukan covid-19. Pemkab mengajukan lima RS rujukan baru kepada Pemprov Jawa Timur.
Plt Bupati Sidoarjo, Nur Ahmad Syaifudin menyampaikan, angka kasus covid-19 yang tinggi di Sidoarjo membuat rumah sakit rujukan kewalahan. Sebab hampir seluruh bed sudah penuh terisi. Termasuk RSUD Sidoarjo yang tak lagi menerima pasien covid-19 sejak 5-11 Juli 2020.
“Untuk rumah sakit, kami menambah lima lagi, semoga disetujui (Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jatim),” kata pria yang akrab disapa Cak Nur.
Hanya saja, ia tidak menyampaikan secara rinci mana saja RS yang diajukan sebagai rujukan covid-19. Namun, dengan tambahan lima RS itu, menurutnya akan dapat membantu merelaksasi RS yang ada karena dapat menampung 60 pasien.
Ia mengatakan, sejumlah RS rujukan terpaksa mengirim pasien covid-19 ke luar kota karena bed isolasi penuh. RS yang dituju seperti RSUD Dr Saiful Anwar di Malang dan RS Jiwa Menur di Surabaya.
Cak Nur menyampaikan, peningkatan kasus ini terjadi karena banyak hal. Termasuk karena upaya testing baik rapid atau swab test yang dilakukan secara massal oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sidoarjo. Oleh karena itu, setelah ditemukan, mereka yang positif langsung dibawa ke RIK.
"Menurut saya lebih baik kita melihat keadaan sebenarnya, daripada pura-pura tidak tahu, tidak ngapa-ngapain. Tapi hakikatnya penyebaran corona masih luar biasa," ujarnya.
Dengan tracing massal tersebut, politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu berharap warga yang terpapar covid-19 segera mendapat perawatan agar tidak menularkan ke orang lain.
Sementara itu, Koordinator Rumpun Kuratif Gugus Tugas Percepatan Covid-19 Jatim, Dr. Joni Wahyuhadi menyampaikan, untuk menangani permasalahan penuhnya RS telah dibuat sistem one gate system yang dicetuskan oleh Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) II, Marsekal Madya TNI Imran Baidirus.
“Jadi, Pak Pangkogabwilhan II sudah membuat one gate system yang akan dikelola oleh para ahli di RS darurat yang terhubung dengan 99 RS rujukan yang ada. Tujuannya untuk membagi peran sehingga tidak ada penumpukan pasien di satu RS saja,” jelasnya.