Beby Tsabina Idap Skoliosis, Kenali Gejala dan Pengobatannya
Artis Beby Tsabina mengungkapkan hal yang belum pernah dibeberkannya selama ini, yakni soal penyakit serius yang dideritanya. Artis yang baru saja berulang tahun ke-19 ini mengaku menderita penyakit skoliosis sejak SMP.
Skoliosis adalah kelainan pada tulang belakang. Pada kondisi normal, tulang belakang biasanya berbentuk lurus. Namun, penderita skoliosis memiliki tulang belakang yang bengkok, seperti membentuk huruf S atau C. Biasanya sering terjadi saat masa pertumbuhan sebelum pubertas.
"Aku punya skoliosis, parah juga. Dari SMP kelas 2, (lengkungannya) 60-an derajat. Itu parah, tapi sekarang sudah lebih berkurang," kata Beby Tsabina kepada awak media.
Gara-gara penyakit skoliosis itu, perempuan kelahiran Aceh itu jadi kurang percaya diri, terutama dalam urusan penampilan. Beby Tsabina harus mencari pakaian yang bisa menutupi kondisi tulang belakangnya.
"Itu sih yang suka aku tutupi, gimana pakai bajunya supaya skiolosisnya nggak kelihatan," ucap bintang film Love Knots ini.
Akibat kondisi kesehatannya yang seperti itu, Beby Tsabina tidak diperbolehkan untuk melakukan aktivitas berlebihan. Seperti melakukan olahraga fisik dengan porsi berat. "Aku selama ini nggak pernah lari lagi. Jadi ganti pilates," terangnya.
Sampai saat ini, Beby Tsabina mengaku belum berani melakukan tindakan operasi agar penempatan tulangnya kembali normal. Dia hanya menjalani beberapa perawatan untuk menyembuhkan penyakitnya. Mulai dari pengobatan alternarif sampai menggunakan kasur khusus.
"Aku nggak memberanikan operasi sih. Belum, sampai saat ini. Dan untungnya sekarang sudah nggak terlalu sakit," pungkasnya.
Jessica Mila Ketahuan Idap Skoliosis Gara-gara Rusuknya Menonjol
Artis Jessica Mila juga pernah membuat pengakuan soal skoliosis yang diidapnya, pada Juni lalu. Bintang sinetron Ganteng-ganteng Srigala ini mengaku pertama kali sadar memiliki skoliosis saat ia duduk di bangku sekolah menengah pertama.
"Awalnya waktu aku masih SMP sempet ikut cheers. Terus karena bajunya ketat temenku notice dia bilang kok tulang ini agak miring Mil," ujar Jessica Mila dalam sesi Instagram Live.
Mengetahui hal itu, Jessica Mila tak langsung mengambil tindakan medis. Ia mengaku membiarkannya hingga dia masuk ke sekolah menengah atas.
"Waktu SMA akhirnya aku mulai sadar kok tulang rusukku yang sebelah kiri lebih nonjol ya," lanjutnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, Jessica Mila kerap merasakan pegal-pegal dan mudah lelah. Dia pun menjalani perawatan dan diketahui kondisi skoliosisnya mencapai 40 derajat. Dia akhirnya mendapat nasihat dari orang terdekat untuk mengambil perawatan.
"Awalnya fine aja. Tapi makin ke sini pas orang tahu (memiliki skoliosis) mereka tuh kayak bilang itu harus dibenerin. Kalau perempuan nanti pas lagi hamil itu bisa makin parah," tuturnya.
Akhirnya, Jessica Mila mulai mencoba untuk menjaga kesehatan tulang punggungnya. Perempuan kelahiran 3 Agustus 1992 silam ini menuturkan, ia rajin melakukan yoga dan pilates demi menjaga kesehatannya.
Aurelie Moremas dan Cinta Kuya juga Idap Skoliosis
Aurelie Moremas juga mengungkap kelainan tulang belakang yang dideritanya sejak tiga tahun lalu. Hal itu diungkap Aurelie Moremas dengan membagikan foto rontgen tulang belakangnya lewat akun Instagram @aurelieowreally. . "Baru sadar kalo bulan juni adalah #scoliosisawarenessmonth.. This is my spine.. Yep.. ini foto 3 tahun lalu.. ada yang punya #scoliosis juga? Kalo ada cerita feel free to share di sini ya.. #notbrokenjustbent," tulis bintang film Catatan Dodol Calon Dokter.
Cinta Kuya, putri pertama keluarga Uya Kuya juga mengidap skoliosis. Remaja kelahiran 2 Februari 2004 ini mengunggah beberapa perawatan demi sembuh dari penyakit kelainan tulang belakang di akun TikTok.
Demi sembuh dari skoliosis, Cinta Kuya harus menjalani perawatan dengan sebuah kursi agar tulang belakang yang melengkung bisa lurus. Selain posisi duduk, perawatan dengan posisi rebahan juga dilakukan Cinta Kuya. Dia juga memakai korset khusus penderita skoliosis secara rutin.
Usia Remaja Lebih Banyak Idap Skoliasis
Skoliasis adalah kelainan pada tulang belakang yang membuat tulang belakang penderitanya melengkung. Tulang belakang manusia terdiri atas jajaran tulang kecil yang menumpuk satu sama lain. Susunan tulang tersebut juga memiliki lekukan alami untuk membantu seseorang membungkuk atau bergerak. Pada penderita skoliosis, lekukan tulang belakang bisa melengkung sampai membentuk huruf "C" atau "S".
Melansir Mayo Clinic, skoliosis jamak terjadi selama masa pertumbuhan tulang, atau sebelum masa pubertas. Penyakit skoliosis juga bisa disebabkan kondisi cerebral palsy dan distrofi otot. Hingga kini, penyebab skoliosis di banyak kasus belum diketahui.
Menurut penelitian, sebanyak tiga persen remaja menderita skoliosis. Sebagian besar kasus skoliosis ringan. Namun, ada juga kelainan pada tulang belakang yang bertambah parah seiring pertumbuhan anak. Skoliosis yang parah bisa menyebabkan kelumpuhan. Lekukan tulang belakang yang parah bisa mengurangi jumlah ruang di dalam dada, sehingga paru-paru sulit berfungsi dengan baik.
Skoliosis bisa menyerang anak-anak atau orang dewasa. Beberapa anak terlahir dalam kondisi kelainan tulang belakang tersebut. Namun, ada juga penderita yang baru mengalami skoliosis setelah beranjak dewasa. Berikut cara mengenali ciri ciri skoliosis pada anak-anak dan orang dewasa. Jika Anda merasa memilikinya, segera konsultasikan ke dokter.
Ciri-ciri Skoliosis pada Anak-anak
Melansir WebMD, gejala skoliosis pada anak bisa muncul saat penderita berusia antara delapan sampai sepuluh tahun. Gejala skoliosis tersebut bisa bertambah parah saat si kecil tumbuh besar. Ciri-ciri skoliosis pada anak bisa berbeda-beda. Ada yang tidak merasakan gejala kelainan tulang belakang. Namun, ada juga yang mengalami gejala penyakit ini. Beberapa ciri-ciri skoliosis pada anak yang umum di antaranya:
- Bahu kanan dan kiri memiliki ketinggian yang berbeda-beda
- Kepala tidak segaris atau simetris dengan seluruh tubuh
- Pinggul kanan dan kiri berbeda, pinggul yang satu lebih tinggi atau menonjol dari yang lain
- Tulang rusuk ada yang terdorong keluar
- Saat anak berdiri tegak, lengannya tidak menggantung langsung di samping tubuhnya
- Saat anak membungkuk ke depan, sisi punggung kanan dan kiri tingginya berbeda
- Karena kondisi fisiknya berbeda dengan sebayanya, anak-anak penderita skoliosis umumnya juga punya masalah kepercayaan diri.
Ciri-ciri Skoliosis pada Orang Dewasa
Beberapa penderita skoliosis dewasa jamak memiliki masalah kelainan tulang belakang ini sejak remaja. Seiring berjalannya waktu, lekukan di tulang belakang penderita bisa semakin melengkung. Kondisi tersebut membuat ciri ciri skoliosis pada orang dewasa bisa berbeda dari anak-anak. Dengan pertambahan usia penderita, masalah kelainan tulang ini bisa sampai membuat tulang serta merusak tulang dan sendi. Saat sendi antartulang mulai rusak, sendi bisa tampak miring atau tidak simetris dengan sisi sebelah tubuhnya. Kondisi ini lambat laun membuat tulang belakang kian melengkung.
Sakit punggung juga kerap menjadi ciri-ciri skoliosis pada orang dewasa. Nyeri tersebut berasal dari kerusakan tulang punggung. Saat tulang belakang melengkung karena skoliosis, kondisi tersebut dapat memicu tekanan pada saraf di dekatnya dan menimbulkan gejala seperti lemah dan mati rasa. Secara garis besar, gejala atau ciri-ciri skoliosis pada orang dewasa di antaranya:
- Bahu atau pinggul kanan dan kiri berbeda ketinggian
- Ada benjolan di punggung bawah Kerap mati rasa, lemas, atau nyeri di kaki
- Susah berjalan
- Susah berdiri tegak
- Mudah lelah
- Sesak napas
- Muncul tonjolan tulang di sendi tulang belakang akibat kerusakan tulang dan sendi
- Merasa cepat kenyang saat makan karena tulang belakang menekan perut
Temui dokter jika Anda atau anak Anda memiliki ciri-ciri skoliosis di atas. Terkadang, gejala skoliosis sulit dibedakan dengan penyakit yang memengaruhi tulang belakang. Namun, dokter umumnya bisa mengidentifikasi masalah kesehatan ini.