Beberapa Birokrat Ingin Maju Pilgub Jatim, Ini Kata Pakde Karwo
Gubernur sekaligus Ketua DPD Partai Demokrat (PD) Jawa Timur Soekarwo (Pakde Karwo) mempersilahkan beberapa birokrat di lingkungan pemprov yang akan maju dalam Pemilihan Gubernur Jatim 2018.
"Silakan saja birokrat yang maju pilgub Jatim. Tapi ada konsekuensinya, mereka harus mengundurkan diri dari PNS. Kalau birokrat aktif masih punya jaringan dan akses. Kalau pensiun sepertinya susah. Ini sama halnya seorang jenderal bintang empat tapi pensiun dibandingkan jenderal bintang dua tapi masih aktif. Mereka masih punya rantai komando," kata Pakde Karwo, Selasa (4/4).
Sekadar diketahui, Forum Komunikasi Kiai Kampung Jawa Timur (FK3JT) beberapa waktu lalu menyebut beberapa nama birokrat yang pantas maju sebagai calon wakil gubernur. Mereka adalah Wahid Wahyudi Kadishub Jatim, Nurwiyatno Inspektur Jatim, Fattah Jasin Asisten II Sekdaprov Jatim, Heru Thahjono Kadis Kelautan dan Perikanan Jatim serta Hadi Prasetyo Komisaris Utama PT SIER (pensiunan Asisten II Sekdaprov).
Dalam kesempatan ini Pakde juga menanggapi rencana majunya Wakil Ketua Umum PD Nurhayati Ali Assegaf pada pilgub 2018 sebagai bakal calon gubernur atau wagub. Pakde akan menyerahkan pencalonan pilgub ke Majelis Tinggi PD.
"Katanya sudah muter-muter. Tapi ketemu menyampaikan kepada saya (maju di pilgub Jatim, red) dari segi organisasi, belum. Namun itu haknya dialah," ujarnya.
Keputusan berada di majelis tinggi partai. Di mana akan melalui mekanisme survei terlebih dahulu. "Majelis tinggi akan mengambil keputusan melalui survei. Nanti September diinformasikan oleh majelis tinggi sudah keluar hasilnya," jelasnya.
Banyaknya nama yang muncul jauh-jauh hari sebelum dimulainya tahapan pencalonan pilgub 2018 Jatim dinilainya sangat bagus bagi demokrasi di Jatim. Berarti semakin banyak yang ingin maju, demokrasi itu berjalan. "Yang berat itu kan kalau pagi-pagi tidak ada yang mencalonkan," ungkapnya.
Namun, Pakde Karwo mengingatkan supaya tetap tunduk pada hasil survei nantinya. Kalau survei mengatakan tidak bagus, dirinya menyarankan untuk tidak terlalu memaksakan. Jika tetap ingin maju dalam pilgub 2018 mendatang, disarankan untuk bergabung sebagai wakil. Tetapi seandainya wakil tidak ada yang mengajak gabung, lebih baik tidak terlalu memaksakan.
"Lihat orangnya bagus, tapi survei hasilnya 0,2, ya tidak bisa. Orangnya kurang bagus, tapi disukai masyarakat juga bisa. Dua hal demokrasi, dikenal dan kredibel. Dua itu harus," kata dia. (wah)