Bebas Polio 2026, Siti Atikoh Ganjar Janji Satu Desa Satu Nakes
Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD mengadakan acara bertajuk 'Istighosah Kebangsaan Untuk Indonesia Unggul' di Surabaya pada Jumat, 19 Januari 2024.
Acara tersebut digelar di Jatim International Expo dan dihadiri oleh sekitar 15.000 ibu-ibu pengajian yang ada di Kota Surabaya dan mereka yang tergabung sebagai Nahdliyin.
Tak ketinggalan, istri Calon Presiden Ganjar Pranowo, Siti Atikoh Supriyanti juga turut hadir langsung dan mengikuti istighosah bersama puluhan ribu ibu-ibu lainnya dan mendoakan kemenangan pasangan calon 03 Ganjar-Mahfud.
Setelah melaksanakan doa dan istighosah, di hadapan jemaah yang hadir, Siti Atikoh menyampaikan, dengan adanya kejadian luar biasa (KLB) polio, pemerintah kecolongan karena imunisasi polio tidak digencarkan kembali.
"Kita agak kecolongan sepertinya. Ketika pandemi lalu belum digencarkan, sehingga imunisasinya itu kurang coverage-nya (cakupannya) sebetulnya. Dari 2014 itu Indonesia dinyatakan telah eradikasi (pemusnahan) polio oleh WHO. Tapi ternyata sekarang malah muncul lagi." ujarnya pada Jumat, 19 Januari 2024.
Menurutnya, pasangan calon Ganjar-Mahfud berjanji dapat membebaskan Indonesia dari polio pada tahun 2026 mendatang.
"Ini harus menjadi perhatian kita bersama tentunya. Jangan sampai kita balik lagi ke masa sebelumnya. Ini menjadi PR kita dalam menyongsong Indonesia Emas 2045," tambahnya.
Menurutnya, pemberian imunisasi kepada anak-anak merupakan langkah preventif terpenting untuk mencegah penyebaran polio di Indonesia.
"Jalan satu-satunya hanya imunisasi. Imunisasi kepada anak-anak khususnya, karena yang rentan tentu anak di bawah umur 5 tahun ya, imunisasinya itu harus benar-benar komplit, 5 hingga 6 kali untuk booster," tegas Master Kebijakan Publik University of Tokyo ini.
Dalam rangka menyukseskan Indonesia bebas dari polio, Atikoh mengatakan, paslon Ganjar-Mahfud memiliki program unggulan yang akan dijalankan saat terpilih menjadi Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029 nantinya.
"Kami akan sediakan untuk satu desa satu faskes satu nakes, dan bagi Posyandu akan berbasis komunitas. Kami akan memberikan insentif kepada 1,5 juta kader di 330.000 lebih Posyandu yang tersebar di Indonesia. Ini tidak berat bagi negara kalau kita memang mau mencetak generasi unggul, dengan cara semua warga negara itu harus sehat dan kuat," pungkasnya.