Beban Iwan Fals Disebut Legenda
Iwan Fals adalah salah satu legenda dalam dunia musik Indonesia. Tapi dia mengaku sempat merasa terbebani dengan julukan tersebut.
Hampir di setiap kesempatan, nama Iwan selalu disebut-sebut sebagai legenda. Awalnya dia merasa heran, apa yang membuat dirinya mendapat embel-embel tersebut.
"Tentu awal-awal saya agak kaget karena enggak kepikiran sampai ke sana. Yang sana ngomong legenda gini-gitu, tapi terima kasih sekali," kata Iwan dalam peluncuran novel "Air Mata Api" karya Piter Abdullah Redjalam, di Depok, kemarin.
"Ya tentu ada beban disebut sebagai legenda katanya kan berarti harus bisa membawa diri dan harus bisa jadi tuntunan bagi orang lain, tapi kan ada tuh di lagu bahwa rocker juga manusia," ujar Iwan melanjutkan.
Bagi pelantun "Kumenanti Seorang Kekasih" itu, kehidupan seorang legenda tidaklah mudah karena mendapat banyak tekanan. Dia pun menyebutkan beberapa kisah legenda musik dunia bernasib tragis, salah satunya John Lennon yang meninggal karena dibunuh oleh seorang penggemarnya.
"Ada yang bunuh diri juga karena tidak kuat, tapi ya alhamdullilah berkat teman-teman semua mengingatkan saya dan berkat selalu Jumatan juga ya jadi terus diingatkan, jadi saya santai-santai saja enggak gimana-gimana," ujar Iwan.
"Ini kan kebudayaan dan itu harus diapresiasi juga. Terus penghargaan-penghargaan yang didapat itu, itu yang membuat gairah hidup dan itu saya support saja," lanjutnya.
Novel "Air Mata Api" karya Piter Abdullah Redjalam yang dilauncing kemarin, terinspirasi dari lagu-lagu Iwan Fals. Iwan pun menyambutnya dengan gembira.
Sejak kecil Piter selalu ditemani oleh karya-karya dari Iwan. Menurutnya, semua lagu yang diciptakan oleh pelantun "Pesawat Tempur" itu selalu bercerita sehingga sangat dekat dengan orang yang mendengarkan.
"Lagunya mengena sekali dan masuk di kehidupan sehari-hari. Saya pikir ini kalau dijadikan cerita pasti akan sangat menarik. Banyak sekali lagu-lagu bang Iwan itu yang seperti refleksi kehidupan," ujar Piter.
Iwan sendiri menyambut baik terbitnya novel "Air Mata Api". Menurutnya, semua orang bebas merepresentasikan lagu-lagu yang diciptakannya dan novel tersebut menjadi salah satu bentuk kreativitas baru. (ant)