BBTKLPP Surabaya Sementara Stop Penerimaan Spesimen Covid
Balai Besar Teknik Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya untuk sementara waktu menghentikan sementara penerimaan spesimen Covid-19 atau virus corona dari dari berbagai daerah. Hal itu dikarenakan saat ini terjadi penumpukan spesimen yang cukup banyak dibanding dengan kapasitas kerja tiap harinya.
Kepala BBTKLPP Surabaya, Dr. Rosdi Ruslan menyampaikan, saat ini kapasitas kerja setiap harinya ada sekitar 150-180 spesimen yang dibagi dalam dua kali waktu kerja karena hanya memiliki satu alat Polymerase Chain Reaction (PCR), dimana setiap kali kerja dapat menampung 75-90 spesimen dalam satu kali pemeriksaan yang memakan waktu enam jam.
“Kami mengalihkan sampel-sampel ke tempat yang selama ini belum aktif tapi sekarang aktif, maka kita minta alihkan ke situ. Karena di kita antrean sampelnya banyak, sekitar 2.700-an,” ungkap Rosdi Ruslan saat ditemui di Gedung Pusat Pelatihan dan Pengembangan Humaniora dan Manajemen Kesehatan, Surabaya, Minggu 10 Mei 2020 sore.
Untuk itu, ia telah meminta kepada Dinas Kesehatan Provinsi Jatim, Dinkes kabupaten/kota dan RS rujukan agar sementara waktu mengirimkan spesimen yang ada ke labolatorium rujukan lain yang baru diaktifkan.
Labolatorium yang baru diaktifkan untuk pemeriksaan PCR itu di RSU dr. Soetomo, di RS Dr. Saiful Anwar Malang dan Universitas Brawijaya. Dengan dialihkannya ke sana, BBTKLPP Surabaya segera menuntaskan pemeriksaan terhadap sekitar 2.700 spesimen.
Ia mengaku, selama ini di tempatnya selalu kedatangan sekitar 300 sampel, dengan kapasitas yang minim dan tenaga yang terbatas, sehingga membuat pemeriksaan tidak maksimal.
“(Pengalihan) untuk meningkatkan pelayanan supaya cepat diketahui hasilnya. Sebenarnya sampel datang langsung periksa, tidak lebih dari 6 jam keluar hasilnya, atau paling lambat 2 hari, yang bikin lama itu hasilnya karena sampel banyak, sedangkan tenaga terbatas,” aku Rosdi.
Untuk menuntaskan pemeriksaan terhadap 2.700 spesimen, menurutnya membutuhkan waktu selama lima hari.
Berdasar data yang ada, sampai 6 Mei 2020 lalu ada 6.211 spesimen yang diterima BBTKLPP. Dari jumlah itu, yang diperiksa sampai 8 Mei sudah ada 4.805, kurang 1.406 spesimen, belum ditambah dengan spesimen yang masuk sampai hari ini.
“Dari hasil pemeriksaan PCR, hasilnya paling banyak negatif 4.018. Sedangkan yang positif 787,” ungkapnya.
Dari data tersebut, ia mengimbau agar daerah lebih menggencarkan melakukan pemeriksaan rapid test. Sehingga seleksi pemeriksaan swab bisa dilakukan hanya kepada mereka yang hasilnya reaktif, sedangkan yang negatif harus melakukan isolasi mandiri walau mereka pernah melakukan kontak dengan yang positif atau reaktif.
Sementara itu, BBTKLPP rencananya akan kedatangan satu PCR dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Sedangkan untuk stok reagen dalam kondisi aman untuk dua bulan ke depan, bahkan akan kembali mendapat bantuan dari BNPB Pusat.