BBM Subsidi Belum Turun, Buruh di Jatim Bakal Demo Lagi
Buruh Jawa Timur (Jatim) baka menggelar aksi unjuk rasa kembali pada Senin, 19 September 2022. Hal itu lantaran tuntutan untuk menurunkan harga BBM subsidi belum dipenuhi pemerintah.
Juru bicara massa aksi, Nuruddin Hidayat mengatakan, demonstrasi tersebut bakal diikuti sekitar 30 ribu buruh yang tergabung dalam Gerakan Serikat Pekerja Jatim (Gesper).
“Estimasi massa 30 ribuan yang turun, tidak hanya buruh FSPMI atau KSPI saja, tapi aliansi Gesper,“ kata Nuruddin kepada Ngopibareng.id, Minggu, 18 September 2022.
Jika dibandingkan sebelumnya, kata Nuruddin, jumlah massa aksi tersebut lebih banyak daripada demo yang digelar pada Selasa, 6 September 2022, yang hanya diikuti sekitar 1.000 buruh Jatim.
“Lebih besar ini, kemarin kan hanya FSPMI dan KSPI yang turun, tapi untuk konfederasinya ada tiga, itu belum federasinya,” jelasnya.
Massa buruh yang bakal ikut dalam unjuk rasa tersebut berasal dari Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Lamongan, Mojokerto, Jombang, Pasuruan, Malang Raya, Tuban, Probolinggo, Jember, Lumajang, hingga Banyuwangi.
“Penambahan jumlah massa itu karena pemerintah tidak respons, dan Gubernur (Khofifah Indar Parawansa) pun juga tak mau menemui,” ujar dia.
Nuruddin mengungkapkan, demonstran dari berbagai daerah tersebut bakal berkumpul di Bundaran Waru pada pukul 11.00 WIB. Kemudian, mereka akan bersama-sama menuju Kantor Gubernur Jatim.
“Titik kumpul utama di Bundaran Waru atau depan Cito Mall sekitar jam 11.00 WIB, kemudian geser kita pusatkan ke Jalan Pahlawan. Estimasi waktu kita sampai sekitar jam 13.00 WIB atau 14.00 WIB,” ucapnya.
Nuruddin menyebutkan tuntutan buruh masih tetap sama, yakni berharap agar pemerintah menurunkan harga BBM subsidi. Lalu, meminta agar Pemprov Jatim merevisi kenaikan UMK 2022.
“Tetapkan Upah Minimum Sektoral Kabupaten/Kota (UMSK) 2022, karena ini sudah ada rekomendasi dari kepala daerah, sudah dibahas DPRD, rekomendasinya juga sudah ada di meja gubernur,” kata dia.
Selain itu, lanjut Nuruddin, massa buruh juga meminta agar Khofifah menemui saat demo berlangsung. Sebab, mereka merasa percuma apabila hanya ditemui perwakilan Pemprov Jatim.
“Hasil rapat kita kalau gubernur gak mau nemui, kita aksi di jalan. Percuma ketemu perwakilannya hanya bisa ditampung, gak bisa ngambil keputusan,” tutupnya.