Baznas Jatim dan Banyuwangi Bedah 20 Rumah Tidak Layak Huni
Badan Amil Zakat Nasional (Baznas) Provinsi Jawa Timur dan Kabupaten Banyuwangi melakukan bedah rumah tidak layak huni di Banyuwangi, Sabtu, 16 September 2023. Total ada 20 rumah tidak layak huni yang menjadi sasaran yang asing-masing mendapatkan anggaran sebesar Rp20 juta.
Ketua Baznas Banyuwangi DR KH Luqman Hakim menyatakan, hari ini launching proses bedah rumah pada 10 rumah. Pelaksanaan bedah rumah ini ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Wakil Ketua Baznaz Provinsi Jawa Timur, KH Ahsanul Haq, di rumah Udiono, warga Lingkungan Pancoran, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Glagah, Banyuwangi.
“Yang launching 10 titik, rencananya 20 titik dari provinsi. Dari provinsi Rp15 juta ditambahi Rp5 juta dari Baznas Kabupaten Banyuwangi jadi jumlahnya Rp20 juta,” jelasnya.
Dia menjelaskan, bedah rumah ini merupakan salah satu program rutin Baznas. Kriteria rumah yang dibedah adalah rumah tidak layak huni. Diantaranya, rumah yang tidak dikeramik, dindingnya dari anyaman bambu, rumah tidak layak huni.
Diharapkan, setelah dibedah, rumah warga menjadi lebih layak untuk dihuni. Bedah rumah ini, menurutnya untuk memancing calon muzaki lain untuk senantiasa menyalurkan zakatnya melalui Baznas khusunya aparatur Sipil Negara (ASN).
“Ini bagian dari pada laporan kita pada masyarakat bahwa dana yang dititipkan sudah didistribusikan dengan baik dan amanah,” tegasnya.
Untuk pelaksanaan bedah rumah, lanjutnya, diserahkan kepada penanggung jawab di wilayah masing-masing. Penanggung jawabnya ada petugas dari unit pengumpulan zakat (UPZ) atau dari pengurus RT, RW atau Dusun setempat. Penanggung jawab yang ditunjuk akan mendistribusikan dan mengawasi proses pembangunannya.
“Diharapkan bisa menarik warga lain untuk ikut membantu, misal ada tetangga yang ingin membantu bisa ikut memantu, stimulus sifatnya,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, komisioner Baznas Banyuwangi, Edy Syaiful Anwar menambahkan, dalam kesempatan yang sama, Baznas Provinsi Jawa Timur juga menyerahkan dua jenis program bantuan lainnya.
Pertama, program Satu Keluarga Satu Sarjana (SKSS). Yakni semacam program beasiswa untuk mahasiswa yang diberikan hingga lulus. Di Banyuwangi total ada 15 mahasiswa yang mendapatkan beasiswa ini. Berikutnya ada program Pemberdayaan UMKM. Ada 50 orang yang dibagi dua kelompok masing-masing di Desa Kemiren, Kecamatan Glagah dan di Desa/Kecamatan Rogojampi.
“Masing-masing mendapat bantuan Rp750 ribu untuk usaha, seperti pracangan,” ujarnya.
Wakil Ketua Baznaz Provinsi Jawa Timur, KH Ahsanul Haq mengatakan, program ini merupakan kolaborasi Baznas Provinsi Jawa Timur dan Baznas Kabupaten Banyuwangi. Dia menyebut, dana 20 juta ini tentu tidak cukup untuk membedah rumah.
“Dana Rp20 juta ini dirasa masih kurang untuk bedah rumah. Di situlah kita minta aparatur desa dan kecamatan setempat untuk bisa membantu partisipasi menyelesaikan rumah yang akan dibedah ini,” katanya.
Untuk bantuan UMKM, menurutnya, diberikan untuk membantu warga terbebas dari jeratan pinjaman rentenir atau bank thithil. Sehingga diharapkan bantuan ini bisa mengangkat usaha warga menjadi lebih besar lagi. Dia menyebut ke depan warga penerima bantuan UMKM ini akan diberikan tambahan dari bantuan lain.
“Untuk bantuan SKSS per anak satu semester mendapat Rp2 juta. Dengan program ini mudah-mudahan dalam satu keluarga itu ada yang menjadi sarjana,” ujarnya.