Bayu Airlangga Mundur, Massa Aksi di Kantor DPD Demokrat Jatim
Ratusan massa yang mengatasnamakan dirinya Simpatisan Partai Demokrat melakukan aksi di depan kantor DPD Demokrat Jawa Timur (Jatim), Surabaya, pada Jumat, 22 April 2022.
Massa tersebut membawa berbagai poster, seperti 'Demokrat yang tidak demokratis', kemudian 'Musda, Musyawarah Dagelan' dan 'Demokrasi abal-abal'. Mereka juga memasang instalasi manekin yang digantung lehernya.
Koordinator aksi, Taufik Hidayat alias Taufik Monyong mengatakan, ini merupakan terakhir kali mereka ke Kantor Demokrat. Pihaknya bakal mundur untuk mengikuti jejak Bayu Airlangga.
"Ini adalah terakhir saya datang ke sini, bersama dengan Mas Bayu, kami semua akan keluar dari Demokrat," kata Taufik, usai melakukan aksi.
Aksi tersebut dilakukan, kata Taufik, karema mereka kecewa dengan keputusan DPP Demokrat melalui Ketua Umumnya Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), yang lebih memilih Emil Dardak menjadi Ketua Demokrat Jatim meski dalam pemungutan suara di Musda lalu kalah telak.
Menurut mereka, sistem yang diterapkan DPP untuk memutuskan Ketua Demokrat Jatim pada Musda beberapa waktu lalu bukanlah hal yang demokratis.
"Bagaimana bisa jadi pemimpin yang baik kalau semuanya sistem transaksional, tidak melihat arus bawah seperti apa," ucapnya.
Taufik kecewa lantaran Bayu yang didukung oleh 25 suara DPC malah tidak dipilih oleh AHY. Angka pemilih tersebut lebih besar dibanding Emil yang hanya mendapatkan 13 suara DPC.
"Orang sudah bekerja keras untuk membuat Jawa Timur menjadi bangkit (tak dipilih). Anggap aja 25 DPC, itu sudah 578 PAC yang sudah kecewa," ujarnya.
Dengan demikian, Taufik menyampaikan kepada AHY untuk tak berharap lebih dalam konstestasi politik selanjutnya di Jatim. Sebab, Ia menyebut saat ini Demokrat sudah ditinggalkan kadernya.
"Kalau Jatim sudah pretel seperti itu, jangan berharap menang di Jatim," jelasnya.
Sebelumnya, politisi Partai Demokrat Jawa Timur, Bayu Airlangga, akhirnya memutuskan untuk mundur dari keanggotaan partai tersebut. Keputusan itu diambil pada 21 April 2022 lalu. Hal ini karena ia merasa dizalimi dalam agenda Musyawarah Daerah (Musda) DPD Partai Demokrat Jatim dengan agenda pemilihan ketua.
"Bagi saya, ketika saya dan para DPC pendukung saya dizalimi terkait Musda, tidak ada pilihan lain selain mundur dari partai. Kami ingat saat pembukaan Musda, Ketua Umum AHY (Agus Harimurti Yudhoyono) menjanjikan demokratis. Tapi bisa dinilai publik sendiri, bagaimana hasil Musda Demokrat Jatim," ujar Bayu.