Bayi Tanpa Anus Radang Paru, Begini Kepedulian Polisi
Beban berat dialami pasangan suami-istri (pasutri) Samsul Arif dan Suratiningsih, warga Kelurahan Triwung Kidul, Kecamatan Kademangan, Kota Probolinggo. Bayi pasutri dari keluarga miskin ini, Ahmad Husen, 2 bulan, yang lahir tanpa anus kini sakit-sakitan.
Sebenarnya, Rabu, 16 Januari 2019 besok, rencananya bayi Husen akan dirujuk ke Rumah Sakit dr Soebandi, Jember. Polresta Probolinggo sudah mengupayakan kerja sama dengan rumah sakit milik Pemprov Jatim itu agar bisa menangani Husen.
“Kami berusaha meringankan beban keluarga Samsul-Suratiningsih, yang notabene dari keluarga kurang mampu,” ujar Kapolresta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal, Selasa, 15 Januari 2019. Apalagi untuk pembuatan anus buata butuh jangka panjang yakni, tiga kali operasi.
Operasi pertama pembuatan saluran pembuangan sementara di perut kiri Husen sudah dilakukan RS dr Soetomo, Surabaya, November 2018 lalu. Selanjutnya perlu operasi pembuatan saluran anus, sebagai saluran pembuangan yang normal seperti lainnya.
“Selanjutnya, akan kami upayakan agar keluarga ini masuk ke Program Keluarga Harapan (PKH). Mengenai biaya, saya rasa tidak ada kendala karena penanganan medis, sudah ada BPJS-nya,” ujar Zainullah
Setelah saluran anus buatan bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Selanjutnya dilakukan operasi ketiga untuk menutup saluran pembuangan sementara di perut. “Dari rangkaian operasi dan tindakan medis ini jelas memerlukan biaya yang tidak sedikit,” ujar Kapolresta.
Bantuan tidak hanya dari Kapolresta. Selasa siang, Selasa siang, Kepala Dinas Sosial Pemkot Probolinggo, Zainullah berkunjung ke rumah orangtua Ahmad Husen.
“Kami datang untuk membesuk dan melihat kondisi adik bayi, Ahmad Husen. Tetapi sesampainya saya disini, dapat informasi dari Direktur RSUD jika bayinya sudah ditangani dan dirawat di sana,” kata Zainullah.
Zainullah ingin memastikan apakah keluarga tersebut sudah mempunyai BPJS Kesehatan (Kartu Indonesia Sehat/KIS). Ternyata keluarga Samsul sudah memiliki BPJS serta mendapat bantuan non tunai setiap bulannya berupa beras dan telor.
“Selanjutnya, akan kami upayakan agar keluarga ini masuk ke Program Keluarga Harapan (PKH). Mengenai biaya, saya rasa tidak ada kendala karena penanganan medis, sudah ada BPJS-nya,” ujar Zainullah, yang siang itu juga memberikan bantuan uang tunai kepada pihak keluarga.
Sementara itu, Plt Direktur RSUD, drg Rubiyati membenarkan jika pasien Ahmad Husen sudah ditangani dan tengah dalam perawatan pihak rumah sakit. Pasalnya, Ahmad Husen kondisinya saat ini baik hanya saja tetap membutuhkan perawatan karena ada keluhan batuk.
Husen, kata drg Rubiyati, suspect (diduga) broncopneumonia atau infeksi yang mengakibatkan terjadinya peradangan paru-paru yang disebabkan oleh virus, bakteri atau beberapa faktor risiko lainnya.
“Kondisi selengkapnya setelah diperiksa oleh ahli, dalam hal ini dokter spesialis. Saat ini, kondisinya baik tapi perlu pemeriksaan lebih lanjut. Berapa lamanya, tergantung hasil pemeriksaan,” kata dr jaga IGD, dr Arif Fadilah.
“Yang jelas, pasien masuk kesini (RSUD) bukan keluhan kondisinya (tidak memiliki anus) tapi karena sakit batuknya,” tegas dr Arif lagi.
Seperti diketahui bayi Husen terlahir melalui operasi caesar di Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Muhammadiyah, Kota Probolinggo, November 2018 lalu. Karena diketahui tidak memiliki anus, Husen kemudian dirujuk ke RS dr Soetomo, Surabaya.
Dengan alasan, tidak ada biaya transportasi Probolinggo-Surabaya, Samsul ingin anaknya dirawat di Probolinggo. “Anak saya harus kontrol ke Surabaya sebulan sekali. Saya ingin bisa dirawat di Probolinggo saja,” ujarnya. (isa)
Advertisement