Bayi Selamat dari Reruntuhan Hotel Karantina Corona di China
Hotel Xinjia, Quanzhou, China digunakan sebagai fasilitas karantina terkait wabah virus corona atau COVID-19. Ironisnya, bangunan yang diresmikan pada Juni 2018 dengan 80 kamar itu ambruk, Sabtu 7 Maret 2020.
Media pemerintah China, People's Daily melaporkan pada Minggu 8 Maret 2020, ada 42 orang yang sudah ditolong dan empat dinyatakan meninggal. Ada total 71 orang yang terjebak dan proses evakuasi masih berjalan.
Massa tampak berkumpul di area hotel yang tersisa puing-puing dengan memperlihatkan kerangka bajanya. Salah satu momen penyelamatan korban yang begitu menyedot perhatian publik ketika seorang bayi berhasil dievakuasi.
Pada video yang diposting Twitter People's Daily, seorang petugas tampak memeluk bayi itu dan petugas lain berusaha memasangkan masker.
Bayi itu terlihat dalam keadaan tidak sadar dan petugas terus memeluk bayi itu. Suara-suara petugas yang berteriak-teriak tampak terdengar di video.
Forty-nine people have been rescued as of 8:20 am on Sunday after a hotel building collapsed in E China's Fujian Saturday evening, local authorities said. The National Health Commission dispatched 18 medical experts to Quanzhou to support local emergency relief work. pic.twitter.com/szdkPYDsLX
— People's Daily, China (@PDChina) March 8, 2020
Dalam video itu, pasien lain tampak ditolong oleh petugas, yakni seorang pria. Dia terdengar merintih kesakitan. Saksi mata mengatakan mereka mendengar ledakan keras saat makan malam dan mengira itu adalah ledakan, sebelum menyadari bangunan hotel enam lantai di seberang mereka telah runtuh.
“Setelah mendengar suara keras, saya berlari keluar dari toko dan hanya bisa melihat debu di jalan. Ketika debu mereda, saya menemukan bangunan itu roboh,” kata seorang karyawan di sebuah toko roti di sebelah hotel kepada Caixin.com.
Quanzhou adalah kota pelabuhan di Selat Taiwan di provinsi Fujian dengan populasi lebih dari 8 juta. Diketahui, Quanzhou memiliki 47 kasus infeksi COVID-19. Hotel Xinjia kemudian dirancang ulang untuk menampung orang-orang yang baru-baru ini melakukan kontak dengan pasien positif corona.
China sebelumnya memiliki rekam jejak bangunan ambruk. Hal itu disebut tak lepas dari sejumlah pelanggaran prosedur keselamatan dalam infrastruktur.
Advertisement