Bayi Positif Covid-19 di Probolinggo Sembuh
Dua pekan dirawat di RSUD Tongas, seorang bayi berusia 1,5 tahun asal Desa Tamansari, Kecamatan Dringu, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, yang terpapar Covid-19 akhirnya dinyatakan sembuh.
Sang bayi sudah menjalani dua kali tes swab. Hasilnya negatif sehingga bayi tersebut bisa pulang dari rumah sakit.
“Alhamdulillah bayi dari Tamansari yang dirawat di RSUD Tongas sejak 26 April 2020 lalu akhirnya sembuh. Swab pertama positif, swab kedua dan ketiga hasilnya negatif,” kata Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr Anang Budi Yoelijanto, Minggu malam, 10 Mei 2020.
Hasil swab terakhir keluar Sabtu kemarin, 9 Mei 2020. Penyakit lain yang diderita bayi itu juga sudah sembuh. Meski sudah sembuh, bayi itu tetap menjalani isolasi mandiri di rumahnya. Selama menjalani isolasi mandiri juga diterapkan jaga jarak aman (social dan physical distancing).
Disinggung sumber penularan terhadap bayi tersebut, Anang mengatakan, hingga kini belum diketahui bayi itu tertular virus Corona dari mana. “Belum ditemukan sumber penularannya,” katanya.
Justru bayi tersebut diduga menulari kakeknya, yang akhirnya berstatus positif Covid-19. “Kami benar-benar buta terkait sumber penularan bayi tersebut. Kasusnya memang unik, justru ia menulari kakeknya,” kata Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo itu.
Segera Operasikan TCM
Demi pertimbangan efektivitas dan efisiensi, Pemkab Probolinggo akan mengoperasikan perangkat Tes Cepat Molekular (TCM) untuk pemeriksaan pasien Covid-19. Selama ini melalui swab dinilai memakan waktu terlalu lama karena harus antre di laboratorium Unair, Surabaya.
“Insya Allah, pekan depan kami akan mengoperasikan TCM untuk pemeriksaan Covid-19,” kata Bupati Probolinggo, Puput Tantriana Sari saat meninjau perangkat TCM di RSUD Waluyo Jati, Kraksaan, Kabupaten Probolinggo.
Penggunakan TCM itu atas rekomendasi dari Pemrov Jatim. Bahkan nantinya, TCM akan ditingkatkan fungsinya menjadi perangkat Polymerase Chain Reaction (PCR). Akurasi PCR dalam mendeteksi Covid-19 dinilai sangat tinggi, sekitar 95 persen.
Bupati Tantri menambahkan, TCM yang difungsikan sebagai PCR itu diprediksi mampu memeriksa 30-40 specimen per hari. “Namun kendalanya, cartridge yang tersedia masih terbatas, yaitu baru 100 pack,” katanya.
Karena persediaan cartridge terbatas maka perangkat itu akan dipakai untuk pasien yang dinilai mendesak. Semisal, Pasien Dalam Pengawasan (PDP), Orang Dalam Pemantau (ODP), dan pasien yang rapid test reaktif.
Dengan TCM, Pemkab Probolinggo tidak lagi harus menunggu hasil tes hingga berhari-hari. “Dengan perangkat TCM, cukup hitungan jam hasilnya sudah diketahui,” kata bupati.
Perangkat TCM selama ini digunakan di RSUD Waluyo Jati dan Puskesmas Sumberasih untuk untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TB) dengan berdasarkan pemeriksaan molekuler. Dengan penggantian cartidge, perangkat itu juga bisa untuk mendeteksi Covid-19.
Dua perangkat TCM, kata bupati, segera dioperasikan di RSUD Waluyo Jati Kraksaan dan RSUD Tongas. “Bagi kami alat ini dinilai lebih efektif dan efisien, selain meringankan beban laboratorium di Surabaya,” ujarnya.
Nakes di RSUD Tongas Terpapar Covid-19
Berselang beberapa jam dari sembuh dan pulangnya bayu berusia 1,5 tahun dari RSUD Tongas, ada tenaga kesehatan (nakes) di RSUD milik Pemkab Probolinggo itu yang terpapar Covid-19.
Dengan penambahan seorang naker RSUD tersebut, jumlah pasien positif Covid-19 hingga Minggu malam ini, 10 Mei 2020 jadi 24 orang.
“Nakes di RSUD Tongas itu warga Desa Curahdringu, Kecamatan Tongas,” kata Jubir Satgas Covid-19 Kabupaten Probolinggo, dr. Anang Budi Yoelijanto.
Nakes tersebut akhirnya dimasukkan ruang isolasi di rumah pengawasan. Untuk sementara belum diketahui sumber penularannya sehingga dikaterogikan dari cluster lepas.