Bayaran Bivol Usai Menang dari Canelo Terimbas Sanksi Rusia
Petinju asal Rusia, Dmitry Bivol mengungkapkan bahwa dia masih menunggu bayaran atas kemenangannya atas Saul 'Canelo' Alvarez menyusul sanksi yang dijatuhkan kepada Rusia atas operasi khusus yang mereka lakukan ke Ukraina.
Petinju berusia 31 tahun yang tak terkalahkan itu tampil luar biasa untuk mempertahankan gelar kelas berat ringan WBA-nya pada 7 Mei 2022 di Las Vegas. Dia menjadi orang kedua setelah Floyd Mayweather Jr yang mengalahkan Canelo.
Bivol ditetapkan untuk mendapatkan gaji sekitar 5 juta dolar, plus dana tambahan 2 juta dari pertarungan, serta 30 persen dari penjualan siaran televisi per tayang.
Namun dalam sebuah wawancara dengan TASS, kantor berita Rusia, Bivol menjelaskan bagaimana uangnya 'masih belum tiba' karena sanksi yang dijatuhkan untuk negaranya.
“Kami masih akan memikirkan bagaimana melakukannya. Kami tidak berpikir ke depan karena situasi berubah dengan cepat.
'Saya bahkan tidak memikirkannya dan berkata kepada manajer saya 'Vadim [Kornilov], ayolah, ini akan membuat Anda pusing.'
Bivol lahir di Tokmak, Kirgistan, tetapi sudah lama menjadi penduduk St Petersburg dan menjadi warga negara Rusia.
Menyusul operasi khusus Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022 lalu, Rusia telah terkena sanksi luas, termasuk olahraga Rusia sangat terpengaruh.
Tiga badan utama tinju dunia, IBF, WBO dan WBC, menanggapi invasi Rusia dengan bersumpah untuk memblokir pertarungan kejuaraan yang melibatkan petinju dari Rusia dan Belarusia.
Namun, WBA, kejuaraan yang dipegang Bivol, tidak melakukan tindakan tersebut. Dengan demikian, Bivol bebas mempertahankan gelarnya melawan Canelo tetapi tidak diizinkan masuk ring dengan membawa benderanya, lagu kebangsaan Rusia tidak boleh dimainkan, dan negaranya tidak disebutkan saat berjalan di atas ring.