Bayar Kontribusi WHO, Indonesia Berharap Negara Lain Tak Ikuti AS
Indonesia menyatakan akan tetap memberikan dukungan pada Organisasi Kesehatan Internasional (WHO) dalam bentuk membayar kontribusi tahunan di tengah pandemi. Sikap ini berbeda dengan Amerika Serikat yang sebelumnya mengumumkan menangguhkan sumbangan untuk badan PBB itu. Indonesia juga berharap tak ada negara lain yang mengikuti sikap Amerika Serikat.
Sekretaris Direktorat Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri Anita Lidya Luhulima mengatakan jika pembayaran kontribisi itu menjadi bentuk nyata dukungan Indonesia pada WHO, terutama dalam upaya menanggulangi covid-19.
Indonesia membayar kontribusi sebesar Rp34,8 miliar kepada WHO di tahun lalu. KOntribusi itu dirasa memberikan manfaat bagi Indonesia dalam bentuk berbagai program yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan.
Manfaat serupa juga akan didapatkan terlebih di tengah pandemi. Indonesia berharap WHO menjadi mitra dalam penanganan wabah covid-19.
Tentang sikap Amerika Serikat yang menghentikan kontribusi mereka, menurut Anita akan berdampak pada pelaksanaan program yang ditetapkan dalam sidang pleno WHO.
Sebab, kontribusi Amerika mencapai 14,6 persen dari total anggaran WHO.Ia berharap sikap AS tidak diikutioleh negara lain lantaran akan berdampak pada performa WHO.
"Mudah-mudahan negara lain tidak mengikuti," katanya dilansir dari Antaranews.
Ia melanjutkan, Indonesia dan dunia tak perlu khawatir meski AS menarik dananya. Sebab menurutnya, WHO menerima kontribusi lain yang bersifat sukarela baik dari negara maupun donor non negara.
Untuk tahun 2018/2019,besarnya dana kontribusi yang bersifat sukarela jauh lebih besar dibandingkan kontribusi tahunan dari 194 negara anggotanya.
Sebelumnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan menghentikan bantuan tahunan untuk WHO yang diklaim sebesar USD400 hingga USD500 juta. Trump menyebut jika kotribusi itu diambil dari pajak rakyat Amerika.