Bawean dan Hidup Mewah ala Suku Boyan (Tulisan III)
Bawean adalah sebuah pulau yang secara administrasi merupakan bagian dari Kabupaten Gresik. Di dalam peta, Bawean berada di tengah Laut Jawa dan berada di atas Kabupaten Gresik.
Ke pulau Bawean, memang tidak bisa setiap saat, jadwal perjalanan kapal cuma sehari sekali. Begitu juga sebuah bandara bernama Harun Tohir yang telah melayani penerbangan perintis dari Bandar Udara Juanda Surabaya juga hanya ada dua kali sepekan.
Namun, jangan bayangkan kehidupan Suku Boyan, sebutan untuk masyarakat asli Bawean tertinggal seperti layaknya kehidupan di kepulauan. Di pulau yang masih bisa kita jumpai hewan langka jenis rusa ini, kehidupan masyarakatnya tergolong sudah sangat modern.
Selain motor, mobil keluaran terbaru gampang dijumpai. Di Pulau ini, hampir setiap rumahnya pasti memasang parabola tak hanya satu bahkan ada yang dua bahkan tiga sekaligus.
"Di sini TV berlangganan masih sulit, untuk menjangkau seluruh saluran televisi di dunia, kami harus memasang beberapa parabola sekaligus," kata Ridwan saudagar ayam peternak asal Bawean.
Televisilah, yang merupakan satu-satunya hiburan bagi mereka di tengah jauhnya peradaban Jawa dari Bawean. Karenanya, masyarakat Bawean sangat berharap mendapat kemudahan akses jalur masuk dan keluar bawean yang murah.
Saat ini, untuk sekali masuk atau keluar bawean setidaknya harus mengeluarkan biaya sekitar Rp300 ribu. Itupun, jika kita membawa sepeda motor, maka harus rela menambah ongkos kapal senilai Rp300 ribu juga untuk menaikkan dan menurunkan motor pulang-pergi ke Bawean. Jika mobil yang akan kita bawa, maka uang senilai Rp3 juta harus kita keluarkan untuk sekali pulang dan pergi ke Bawean.
Dalam setahun terakhir, setelah Bandara Harun Tohir resmi difungsikan, warga Bawean lebih leluasa dan bisa cepat untuk keluar masuk ke Bawean. Ribuan para TKI asal bawean saat ini juga leluasa untuk mengirim uang ke saudara mereka di Bawean.
Para TKI Suku Boyan yang mayoritas berada di Singapura, Malaysia dan Australia inilah yang turut menjadikan Bawean sangat modern. Meski bahasa mereka hampir mirip dengan bahasa Madura, namun kehidupan mereka jauh lebih modern ketimbang masyarakat Madura. Bersambung (wah)