Bawa Pasien Covid-19, Nakes Puskesmas Sememi Dilumuri Kotoran
Beredar kabar di sosial media (sosmed) Instagram, adanya seorang tenaga kesehatan (nakes) di Surabaya, dilumuri kotoran oleh istri pasien positif Covid-19. Informasi tersebut pun langsung viral.
Berdasarkan gambar yang diunggah oleh akun instagram @Makassar_info, tampak Alat Pelindung Diri (APD) yang dikenakan oleh salah seorang nakes tersebut telah berlumur kotoran.
“Satgas Covid-19 di Surabaya dilumuri kotoran oleh istri pasien. Petugas Satgas Covid-19 menerima perlakuan tidak menyenangkan saat menjemput pasien positif Covid-19. Ia dilumuri kotoran oleh istri pasien,” tulis akun tersebut.
Ternyata nakes tersebut berasal dari Puskesmas Sememi Surabaya bernama Cholik Anwar. Kabar itu pun dibenarkan oleh Kepala Puskesmas, Dr. Lolita Riamawati. Menurut dia, kejadian ini baru dialami oleh petugasnya.
"Iya benar dari Puskesmas Sememi. Baru pertama kalinya kejadian itu terjadi. Karena tidak semua masyarakat itu bisa menerima penyakit COVID-19 ini," kata Lolita, kepada awakmedia, Jumat, 20 September 2020.
Lolita mengatakan peristiwa tersebut terjadi, bermula ketika Petugas Puskesmas melakukan tracing di Rusun Bandarejo, Kelurahan Benowo, Kecamatan Sememi, pada Senin, 28 September 2020.
"Kebutulan Mas Cholik ini Koordinator Tim Tracing Puskesmas Surabaya. Tapi pada hari itu petugas gagal membawa pasien untuk dievakuasi dan pihak keluarga juga enggan melakukan tes swab," ucapnya.
Keesokan harinya, Selasa, 29 September 2020, lanjut Lolita, petugas Puskesmas kembali lagi ke lokasi tersebut, guna membawa warga yang telah dinyatakan positif tersebut. Menurut Lolita, pasien tersebut telah berusia 60 tahun dan mempunyai penyakit penyerta berupa hipertensi dan riwayat stroke. Karena itu, nakes Puskesmas Sememi memaksa yang bersangkutan untuk dievakuasi.
"Saat mengevakuasi pasien, itu ada Mas Cholik, petugas Linmas, bidan dan driver yang membantu. Ketika akan memasukkan pasien ke ambulance, istri pasien ini keluar sambil membawa kresek hitam dan mengoleskannya,” ungkapnya.
Meski mendapatkan perlakuan itu, Cholik masih bisa menahan emosinya dan bertindak profesional. Di sisi lain, istri dari pasien tersebut sama sekali tak meminta maaf kepada nakes yang bertugas.
"Mereka tetap profesional, sabar, dan fokus menjalankan tugasnya meskipun dengan kondisi seperti itu. Bahkan sudah ditanya pak camat si istri ini juga diam saja nggak menjawab. Kita sudah melakukan mediasi,” kata dia.
Setelah kejadian tersebut, Dr. Lolita mengungkapkan bahwa pasien sudah dirawat di RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya. Sedangkan keluarganya sudah dilakukan tes swab semua.
"Untuk istri dan anak keduanya kita lakukan isolasi di hotel agar tidak kabur. Sementara untuk anak pertama tetap di rusun, karena dia koperatif. Kalau hasil swab keluar dan menunjukkan positif akan kami lakukan isolasi di lokasi yang sudah disiapkan Pemkot Surabaya," tutupnya.
Advertisement