Bawa Agenda Paslon 02 di Sidang Kabinet, Pakar: Jokowi Kebablasan
Pengamat politik Citra Institute, Efriza menyatakan Presiden Joko Widodo telah melangkah di luar batas wajar dan kebablasan, saat memimpin Sidang Kabinet Paripurna (SKP) di Istana Negara, Jakarta, pada Senin, 26 Februari 2024 kemarin.
Dirinya menyebut, Jokowi kebablasan karena telah mengangkat program kerja capres-cawapres nomor urut 02, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, saat sidang kabinet.
"Presiden Jokowi harus tetap ingat untuk memprioritaskan visi-misi dan program kerjanya. Sebab, bagaimanapun program makan siang dan susu gratis, bukan janji politik dan program Jokowi ketika terpilih di Pemilu 2019 lalu," ujarnya, saat dihubungi Ngopibareng.id, Rabu 28 Februari 2024.
Menurutnya, Presiden Jokowi sah-sah saja berdiskusi dengan pasangan Prabowo-Gibran, yang sedang memimpin perolehan suara real count menurut siRekap. Tapi jangan sampai di sisa masa jabatannya, ia malah konsentrasi kepada program Prabowo-Gibran ketimbang menyelesaikan program kerjanya sendiri.
"Pemerintah sudah salah dalam bersikap, blunder, dengan membahas rencana APBN 2025 untuk memfokuskan kepada program makan siang dan susu gratis. Alasan yang digunakan adalah karena pasangan Prabowo-Gibran berpotensi menang dan terpilih, dan sekadar simulasi agar program itu berjalan," ungkapnya.
Dosen Ilmu Pemerintahan Universitas Pamulang ini menjelaskan bahwa Presiden Jokowi jangan sampai gegabah dan blunder. Sebab ini bukan pemerintahan Jokowi jilid 3, dan semestinya fokus saja kepada visi-misi dan program kerjanya, bukan sibuk memikirkan janji program politik Prabowo-Gibran.
"Presiden Jokowi hanya bisa membantu saat transisi ketika Prabowo resmi terpilih. Prabowo boleh melanjutkan program Jokowi, tapi Presiden Jokowi tidak boleh terlalu fokus dengan Prabowo, sampai mengabaikan program pemerintahan sendiri,"
Langkah Jokowi tersebut juga dipandangnya sebagai motif Jokowi untuk menempatkan diri di garda terdepan sebagai arsitek pemerintahan Prabowo-Gibran di masa depan.
"Jokowi harus juga legowo saat nantinya Prabowo-Gibran terpilih, namun programnya tidak dijalankan, meski narasi pasangan ini melanjutkan program Jokowi. Jangan malah Jokowi berusaha menempatkan dirinya sebagai penasihat Prabowo agar seluruh programnya dilanjutkan dan dinilai sukses," pungkasnya.