Gali Lubang untuk Septitank, Pekerja Temukan Batu Bata Kuno
Sejumlah batu bata kuno ditemukan, saat pembuatan septitank komunal di area proyek pembangunan rumah bersubsidi di dusun Sebaan, Desa Nambaan, Kecamatan Ngasem Kabupaten Kediri. Penemuan batu bata kuno ini, berawal dari ketidaksengajaan saat pekerja proyek sedang melakukan penggalian tanah di kedalaman dua meter, panjang 5 meter dan lebar 60 centimeter.
Begitu tahu ada batu bata kuno, para pekerja proyek tersebut kemudian menghentikan aktivitasnya. Sejumlah batu bata kuno yang ditemukan di dalam kemudian diangkat keluar dari lubang galian. Batu bata kuno ini memiliki identifikasi ciri ukuran panjang 42cm dan lebar 60cm.
Temuan ini kemudian dilaporkan ke pihak perangkat desa, lalu diteruskan ke Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Kediri. Adi Suwignyo selaku kepala dinas, ketika dikonfirmasi membenarkan adanya penemuan batu bata kuno tersebut.
Menurutnya penemuan situs benda purbakala sering kali ditemukan di wilayah Kabupaten Kediri. Dengan begitu maka semakin kuat indikasi yang menyatakan jika Kerajaan Kadiri merupakan salah satu kerajaan tertua nomor dua di Indonesia.
"Tertua di Indonesia mungkin nomor dua, sehingga banyak situs di kabupaten sering ditemukan. Tidak usah mencari, tapi banyak ditemukan. Di sini setiap orang sering menemukan, beberapa situs baik itu candi mau pun situs lainya," terang mantan Kepala Kominfo Kabupaten Kediri tersebut, Senin 16 September 2019.
Adi Suwignyo menambahkan, sampai saat ini pihaknya belum bisa menyimpulkan benda purbakala tersebut, dibuat pada era kerajaan apa. " "Kita belum bisa menduga duga ini dalam tahap penelitian. Nanti kalau ada hasilnya kita informasikan kepada rekan-rekan," katanya.
Meski sejumlah batu bata kuno sudah dievakuasi ke atas, namun diduga di dalam masih tersimpan benda purbaka lainya. Jika dilihat dari atas nampak adanya struktur batu bata kuno lainya yang tersusun.
Jika dilihat dari penemuan benda purbakala sebelumnya, ada indikasi batu bata kuno berukuran besar tersebut adalah peninggalan zaman kerajaan. Karena ditemukan benda purbakala di sana, pengerjaan untuk pembuatan septitank komunal di dalam lubang tersebut hari ini terpaksa dihentikan pengerjaanya.
Advertisement