Batik Lamongan Kaya Corak dan Motif
Batik Lamongan tak kalah bersaing dengan daerah lain. Tidak hanya soal kualitas. Tetapi, batik asal Kota Soto ini juga dikenal banyak corak dan ragam motifnya.
Setidaknya, kenyataan itu bermunculan saat digelar Fashion Competition Batik dan Tenun Lamongan di Gedung Sport Centre Lamongan, Rabu 21 Desember, malam.
Sekitar 250 peserta turut ambil bagian di acara yang digelar untuk memperingati Hari Ibu ke 94 tersebut. Terbagi sesuai kelompok usia, 15 - 45 tahun, peserta tampil dengan jenis dan corak batik berbeda.
Mulai motif bandeng lele, singo mengkok, daun ploso, boran, paduraksa dan lainnya. Semuanya, merupakan kekhasan budaya dan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki Lamongan. Pada penampilan
Fashion Competition Batik dan Tenun Lamongan 2022 ini, peserta ada yang tampil perorangan, adapula beregu.
Selain itu, peserta juga mengolah menjadi pakaian dan aksesoris dengan kain batik yang dikenakan dengan kreasi memesona. Mulai pakaian adat Jawa atau tradisional semacam kebaya hingga pakaian modis yang pas untuk generasi milenial hingga anak baru gede (ABG) masa kini.
Penampilan bertambah elegan, karena sebagian peserta menambahkan kain tenun khas Lamongan sebagai pelengkapnya. Tentu, penampilan peserta yang mampu membuat kagum penonton mendapatkan aplaus panjang.
"Sangat luat biasa. Melalui inovasi-inovasi seperti ini, semakin memperlihatkan bahwa batik Lamongan tidak akan pernah kalah dan ketinggalan zaman. Sehingga, kita perlu dan akan terus memperkenalkan kepada masyarakat untuk memakai batik. Tentu, juga kita perkenalkan hingga ke luar daerah dan nasional," kata Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi.
Sementara iyu, Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Lamongan, Anis Kartika Yuhronur Efendi mengatakan, kegiatan ini kali pertama di Lamongan. Diharapkan menjadi cikal bakal kemajuan Dekranasda untuk bisa lebih maju.
"Ke depan, kita ingin menggelar even serupa lebih besar dengan mengajak kabupaten tetangga," tukasnya.
Fashion Competition Batik dan Tenun Lamongan 2022 yang digagas Dekranasda Lamongan ini mendatangkan juri berskala nasional. Yaitu, Kristin penggiat kebaya sekaligus penulis, artis Lulu Kurnia, dan Reny Widya Lestari selaku Ketua DPC IWAPI Kota Surabaya.