Batik Indonesia Tak Pernah Bisa Mati
Batik Indonesia tak pernah bisa mati. Apalagi, Indonesia, memiliki kekayaan budaya yang bukan main. Batik adalah kerajinan – yang memasuki ranah industri – yang memadukan keterampilan tangan dengan nilai seni dan keindahan. Batik, adalah juga, bagian tak terpisahkan dari kebudayaan.
__________
Di Jawa Timur (baca: Indonesia) kerajinan batik banyak diakrabi oleh usaha kecil dan menengah. Penopang paling kuat dalam hal ini adalah UKM. UKM dalam ranah lain adalah kaum perempuan.
Fenomena inilah yang membuat UKM-UKM di tanah air begitu perkasa meski di banyak sisi seringkali kedodoran bila disorot dari kaca mata permodalan.
Fenomena ini juga terjadi di Jawa Timur. Tidak sedikit perempuan yang bergelut di UKM kerajinan, kemudian menjadi pengusaha yang tangguh seiring dengan meningkatnya dan wawasannya. Sementara itu, pasar UKM kerajinan yang luas dan beragam, membuat industri ini mampu terus bertahan dan tumbuh di saat kondisi bisnis kurang cerah sekalipun.
Di luar fenomena itu, aslinya, masih ada faktor lain yang membuat kerajinan batik menarik untuk dicermati lebih mendalam. Kebanyakan, UKM kerajinan dilandasi oleh sekadar hobi, sebagian lainnya karena sebuah tradisi.
Untuk itu, ke depan, Jawa Timur harus menggali produk-produk batik khas Jawa Timuran serta membangun industri kerajinan berbasis ekonomi yang benar-benar kreatif.
Industri batik berbasis ekonomi kreatif merupakan lapangan kerja yang perlu digiatkan, diaktifkan dan didorong sebagai sumber pendapatan. Sebab itu sudah pasti tidak saja memerlukan sistem perencanaan, pengorganisasian dan pelaksanaan tetapi juga membutuhkan peningkatan pengendalian mutu, desain, serta bantuan permodalan.
Maka, dalam rangka, membantu mengembangkan ekonomi kerakyatan itu perlu rasanya diciptakan kemitraan yang masif antara pengusaha dan perajin dengan pemerintah, pihak swasta, dan organisasi yang berhubungan dengan denyut pengembangan.
Untuk mengangkat potensi perajin ke level yang lebih baik, berbagai lembaga terkait sangat dibutuhkan. Tidak saja menjadi fasilitator maupun mediator antara pemangku kepentingan di dalam negeri dengan pemerintah, tetapi juga sebagai institusi resmi yang mewakili konektivitas industri kreatif.
Berbagai lembaga itu harus sangat bervivi dalam membantu dan memfasilitasi kebutuhan para perajin dalam mengembangkan dan memasarkan produknya. Khususnya mereka yang termasuk kategori pengusaha mikro atau UMKM.
Tercatat: saat ini Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur bersama dinas-dinas koperasi kabupaten/kota se-Jatim sedang berupaya memfasilitasi para perajin untuk menggali, mengembangkan, dan melestarikan warisan budaya dalam berbagai corak dan ciri khasnya masing-masing. Sebab keragaman batik di Jawa Timur sangat potensial menjadi komoditas perdagangan. Memiliki daya saing tinggi dan tak kalah dengan produksi kerajinan negara lain.
Dalam kerangka industri dan perdagangan global, batik sebagai bagian dari visi kerajinan adalah harus terus didorong memenuhi standar kualitas dan tuntutan pasar. Domestik maupun internasional. Ini sangat penting, sebab jika industri kecil dan menengah berjalan sendiri-sendiri, tanpa jaringan yang kuat, niscaya tak akan mampu bersaing di pasar global.
Strategi yang perlu dibangun untuk bersaing di pasar global antara lain adalah melalui pengembangan design dan produk inovasi terbaru. Dengan design dan produk yang berkualitas, akan terbentuk standarisasi harga yang sesuai dan dapat merebut pasar perdagangan kerajinan di negara lain. Salah satu komoditi kerajinan yang mempunyai ciri khas budaya daerah yang mampu bersaing dalam pasar global tersebut adalah kerajinan batik.
Kekayaan budaya yang satu ini begitu dikagumi dan dikenal masyarakat mancanegara. Batik tidak hanya sebagai bahan busana, tapi juga sebuah artistik dari peradaban yang sangat tinggi. Di zaman nenek moyang, batik diciptakan dengan muatan filosofi rumit. Sekarang, meski sudah bergeser, filosofi tersebut tidak hilang begitu saja melainkan tetap muncul dalam khasanah kearifan lokal yang menjadi ciri khas atau pembeda darimana artistik batik tersebut berasal.
Apakah dari Sumenep (Pekandangan), Sampang, Bangkalan (Tanjungbumi), Pamekasan (Propo), Gresik, Sidoarjo (Jetis dan Sekardangan), Porong (Kedung Cangkring), Mojokerto (Mojosari), Jombang, Kediri, Trenggalek, Pacitan, Banyuwangi, Bondowoso (Maesan), Lumajang, Tulungagung, Magetan atau dari Ponorogo.
Dari keanekaragaman motif batik bermuatan local wisdom yang mencerminkan karakter masing-masing daerah tersebut, muncul sebuah gagasan untuk menyatukan motif batik khas Jawa Timur. Kendati banyak tantangan dan kendala, gagasan itu berhasil diwujudkan.
Motif batik Jawa Timur itu tak lain adalah menampilkan ayam bekisar dan bunga teratai. Ayam bekisar merupakan fauna khas Jawa Timur yang melambangkan karakter khas dari masyarakat Jawa Timur sendiri. Sedangkan bunga teratai adalah lambangkan perdamaian yang selalu diusung oleh masyarakat Jawa Timur.
Keberhasilan mewujudkan gagasan itu harus dijadikan momentum untuk lebih mendorong batik sebagai ikon industri kreatif di Jawa Timur. Tentu tidak hanya berhenti sampai disini, tetapi harus diupayakan perluasan jaringan pasarnya hingga tingkat internasional. Yakinlah bahwa batik memiliki basis budaya yang kuat dan memiliki nilai ekonomi yang sangat besar. widikamidi