Batik Jawa Timur Ramaikan Ajang Putera dan Puteri Pariwisata 2021
Para remaja putra dan putri berusia 7 tahun sampai 18 tahun berlengak-lenggok di panggung dengan memeragakan busana batik khas daerah masing-masing. Para finalis ajang Pemilihan Putera dan Puteri Pariwisata Jatim 2021 ini tampil elegan diajang yang digelar oleh Cute & Cool Management.
"Para peserta diwajibkan memakai dresscode batik dari daerahnya masing-masing. Tujuannya agar kearifan batik dari berbagai daerah di Jatim bisa diketahui banyak orang," ujar Sony Wiehardy selaku ketua acara saat ditemui di Grand City Surabaya, Minggu, 21 Februari 2021.
Sony mengungkapkan, sebelum acara puncak pada hari ini, sebelumnya para finalis sudah melewati babak penyisihan selama 6 bulan lamannya. "Karena diadakan ditengah pandemi Covid-19, babak penyisihan para finalis harus membuat video tentang pariwisata dari kota masing-masing," ujar Sony.
Selain penilaian busana batik dari daerah masing-masing, para peserta juga harus bisa mempresentasikan tentang pariwisata kotanya dan pariwisata Jatim secara umum.
"Cara mereka public speaking juga dinilai, bagaimana mereka memperkenalkan parawisata kepada masyarakat luas. Apalagi di era pandemi ini, pariwisata menjadi salah satu sektor yang terpuruk," terang Sony.
Ajang pencarian bakat ini diharapkan dapat membangkitkan lagi geliat anak muda dalam memperkenalkan pariwisata daerahnya masing-masing. Salah satu peserta, Anindita Azarine Dewanto mengatakan, sangat bangga dapat mengikuti ajang Putera dan Puteri Pariwisata Jatim 2021.
Remaja 13 tahun ini mewakili Kabupaten Jombang dengan mengusung batik khas daerahnya dalam balutan gaun berwarna hitam. "Busana batik yang saya kenakan ini bermotif khas Jombang, yakni motif ringin contong. Ringin contong juga dikenal sebagai icon Kabupaten Jombang," kata Anindita ditemui di lokasi acara.
Ringin contong tersebut, lanjut Anindita, diberi warna hijau dan merah yang dalam bahasa Jawa disebut ijo dan abang artinya Jombang. Jadi ada filosofi warna pada ringin contong tersebut.
Gaun berwarna hitam yang dipadukan dengan warna silver ini, memang dipilih Anindita karena membuat auranya lebih terlihat kuat. "Saya merasa lebih percaya diri dan aura lebih keluar kalau pakai warna gelap," imbuhnya.
Saat ditanya mengenai pariwisata apa yang ingin ia kenalkan dalam ajang tersebut, Anindita mengungkapkan, ia ingin mengenalkan tarian remo bolet. "Remo bolet sendiri dibuat oleh Pak Bolet yang berasal dari Jombang. Tarian ini dulu hanya dibawakan oleh kaum pria tapi seiring waktu saat ini sudah banyak dibawakan oleh wanita. Saya ingin remo dari Jombang ini banyak dikenal masyarakat, khususnya Surabaya," terang dia.
Selain batik khas Jombang, dalam ajang ini juga banyak batik khas dari daerah-daerah di Jawa Timur lainnya.
Advertisement