Batasi Jemaat, Gereja Santa Maria Tak Bercela Gunakan Barcode
Pandemi covid 19 yang belum juga usai membuat seluruh pihak memperketat persiapan kegiatan, termasuk aktivitas ibadah. Hal itu yang mendasari manajemen Gereja Santa Maria Tak bercela di Ngagel, Surabaya, menerapkan protokol kesehatan secara ketat dalam kegiatan ibadah Misa di Trihari Suci jelang Paskah 2021.
Kabid Karasulan Umum dan Koordinator Keamanan Gereja SMTB FX Ping Teja mengatakan, Gereja Santia Maria Tak Bercela sudah melakukan segala persiapan untuk giat ibadah tanpa meninggalkan prokes Covid-19.
Seperti penyiapan thermal scanner, tempat cuci tangan, garis jaga jarak, hingga fasilitas jaga jarak dalam Gua Maria saat ibadah. Tak hanya itu, mereka juga membatasi jemaat yang datang, sesuai dengan aturan prokes Covid-19.
"Ibadah di Gua Maria kami batasi ya, karena protokol kesehatan ini. Biasanya kan 1.400 orang, kini cuma 270 orang. Jadi ada yang offline dan online. Yang offilne masker tetap wajib dipakai, harus cuci tangan, dan jaraknya ketika ibadah kami atur," kata Ping, Jumat 2 April 2021.
Untuk para jemaat yang mengikuti ibadah secara langsung di Gereja Santa Maria Tak Bercela, paroki Gereja SMTB menggunakan fasilitas digital berupa barcode. Para Jemaat harus mendaftarkan dirinya beberapa hari sebelum ibadah jika ingin mengikuti ibadah secara offline di gereja.
"Ada aplikasinya. Para Jemaat itu harus mendaftar secara mandiri dengan dikoordinir oleh RT RW setempat. Lalu mereka akan dapat barcode. Nah ketika sudah dapat barcode, baru mereka boleh masuk ke gereja, karena di pintu masuk gereja ada scanner Barcode. Ketika barcode scan sudah bisa tampil namanya, jenis kelamin hingga jam ibadah misanya," katanya.
Sebagai informasi, Gereja Santa Maria Tak Bercela merupakan salah satu tempat yang menjadi lokasi sasaran bom Surabaya pada 13 Mei 2018. Bom bunuh diri meledak di pintu masuk dekat pos keamanan Gereja. Ledakan bom itu menewaskan tujuh orang, termasuk pelaku bom bunuh diri.