Bata Kuno Ditemukan Lagi di Situs Bhre Kahuripan Mojokerto
Pasca tim ekskavasi Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur menemukan pagar batu astadikpalaka, dan ruang menyerupai pendapa di akhir 2021, warga kembali menemukan benda cagar budaya yang tercecer di sekitar area Situs Bhre Kahuripan, Desa Klinterejo, Kecamatan Sooko, Kabupaten Mojokerto. Kali ini, delapan umpak dan struktur batu bata kuno yang nampak.
Benda bersejarah tersebut di temukan di areal persawahan padi dan kebun tebu, berjarak sekitar 200 meter dari titik utama Situs Bhre Kahuripan atau dikenal dengan Situs Tribuana Tunggadewi. "Dari penelusuran ini kami menemukan struktur pagar dan delapan batu umpak," ujar Kepala Desa (Kades) Klinterejo, Zainal Abidin kepada wartawan, Senin, 21 Februari 2022.
Benda cagar budaya yang menyerupai pagar itu ditemukan dalam kondisi rusak. "Untuk struktur menyerupai pagar ini kondisinya tidak utuh lagi. Sudah mengalami kerusakan," ujar dia.
Abidin menjelaskan, panjang struktur bangunan berbahan batu bata kuno tersebut diduga mencapai 50-an meter. Arah bangunan yang tampak menjorok ke timur dan selatan. "Tertimbun tanah dan rerumputan. Kalau diprediksi ketinggiannya sekitar 1,5 meter. Sebagian struktur juga masih terpendam," ungkapnya.
Batu umpak berdiameter sekitar 1 meter x 80 cm juga ditemukan tidak jauh dari temuan pagar. Batu itu tergeletak dalam saluran irigasi. "Kami tidak bisa melihat pasti kondisinya. Karena berada dalam sungai. Hanya tampak permukaan saja," terang Saiin.
Tujuh batu umpak yang lain juga ditemukan sekitar 50 meter dari lokasi utama Situs Tribuana Tunggadewi, batu-batu itu ditemukan tercecer. Ada yang tergeletak di bawah pohon, terpendam dalam tanah, dan berada di dalam kebun tebu. Ukuran batu-batu umpak tersebut bervariatif. Ketinggian dari 80 cm - 1 meter berdiamater 1 - 2 meter. "15 tahun lalu kami pernah menyelamatkan 17 umpak dari kawasan yang sama ini. Mungkin ini yang masih tersisa," tandas Abidin.
Atas temuan tersebut, dia meyakini benda cagar budaya ini bagian dari Situs Bhre Kahuripan. Di samping berada dalam satu area, batu bata dan umpak tidak berbeda seperti yang ditemukan di sekitar situs utama. "Temuan ini akan kami laporkan dulu ke BPCB. Kalau kami yang mengeksekusi khawatirnya disangka merusak," tegasnya.
Dia berharap BPCB Jatim segera merespons temuan ini. Dengan melakukan ekskavasi dan penyelamatan situs. Agar tidak tercecer dan terawat. "Jika tidak kami khawatir akan semakin rusak. Bahkan berpotensi hilang," pungkasnya.