Bata Kuno Ditemukan di Malang Diduga dari Masa Pra Singosari
Struktur bata kuno ditemukan di Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Awal penemuan bata kuno tersebut ketika tanah milik warga setempat yaitu Roni dilakukan dilakukan pengukuran tanah oleh tim Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL), Eko Maulana pada 2019, lalu.
"Pada saat itu saya bilang ke teman-teman kalau menemukan candi, tetapi masih belum dipercaya," tuturnya, pada Kamis 23 Juli 2020.
Atas temuan tersebut Eko mengatakan ia memiliki dugaan kuat bahwa struktur bata kuno tersebut merupakan candi. Temuannya tersebut kemudian ia laporkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang dan setelah itu dilakukan pengecekan.
"Dilakukan pengecekan dan memang benar ada struktur bata kuno," katanya.
Mantan Kades Langlang periode 2009-2019, Ahmad Firdaus, bersama warga setempat kemudian melakukan penggalian secara mandiri untuk mendapatkan struktur bata kuno yang lebih utuh.
Temuan yang dilaporkan kepada Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Malang kemudian diteruskan oleh Pemda setempat kepada Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jatim.
BPCB Jatim kemudian turun langsung untuk mengecek temuan struktur bata kuno tersebut pada Kamis 23 Juli 2020, ke Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.
Plt Kasi Perlindungan, Pengembangan dan Pemanfaatan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB), Nugroho Harjolukito, bersama tim melakukan pengukuran struktur bata kuno tersebut. Saat diukur bata tersebut memiliki panjang 30 cm, lebar 28 cm dan tebal 10 cm.
"Orientasi struktur bangunan ini kalau kami lihat mengarah ke Gunung Arjuno. Artinya ini ada hubungannya dengan aktifitas daur hidup di masa lalu. Bangunan ini menghadap ke timur atau ke arah awal kehidupan," tuturnya.
Identifikasi awal kata Nugroho, struktur bata kuno itu diduga memiliki kaitan erat dengan aktifitas religi di masa lalu. Dari sisi periodisasi sejarah, diduga struktur bata kuno tersebut berasal dari masa pra kerajaan Singosari.
Dugaan tersebut terang Nugroho karena ketebalan dari bata kuno yang ditemukan tersebut berbeda dari beberapa struktur batuan yang telah ditemukan oleh BPCB Jatim di beberapa tempat.
"Kalau dari dimensi bata yang ditemukan diperkirakan ini dibangun jauh sebelum masa Singosari. Bahkan mungkin pada masa Mataram Kuno yang sudah bergeser ke Jawa Timur. Hal itu berdasarkan beberapa temuan di Malang Utara hingga ke Batu. Karena ini adalah kawasan linier terhadap tinggalan masa Mataram Kuno atau masanya Empu Sendok," jelasnya.
Temuan struktur bata kuno tersebut juga sangat berpotensi dijadikan sebagai tempat wisata sejarah oleh perangkat desa setempat.
"Pemanfaatan untuk pariwisata misalnya. Tentu dengan melibatkan perangkat daerah setempat mulai dari desa, kecamatan, kabupaten dalam hal ini Dinas Kebudayaan dan Pariwisata," ungkap Nugroho.
Ia melanjutkan, sembari menunggu bangunan tersebut di ekskavasi. Pemilik lahan masih bisa memanfaatkan tanah miliknya dengan catatan tidak mempersulit proses penggalian yang akan dilakukan oleh BPCB Jatim.
"Intinya kami juga nitip kepada pemilik lahan untuk saling menjaga. Untuk lahannya sebenarnya masih boleh ditanami tetapi dengan tanaman berakar yang tidak terlalu kuat seperti ketela rambat atu kacang," tutupnya.
Advertisement