Basmi Tikus, Bupati Banyuwangi Fasilitasi 342 Rumah Burung Hantu
Dalam rangka mendukung pengendalian tikus dengan burung hantu ini, Pemkab Banyuwangi memfasilitasi ratusan rumah burung hantu di wilayah pertanian yang tingkat hama tikusnya tinggi.
Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani menyatakan, pengendalian hama tikus dengan burung hantu ini lebih ramah lingkungan. Karena mengurangi penggunaan pestisida. Selain itu, cara ini juga mendukung pelestarian burung hantu yang sangat bermanfaat bagi petani.
Istri mantan Bupati Banyuwangi dua periode Abdullah Azwar Anas ini melihat area pertanian yang menggunakan burung hantu untuk membasmi hama tikus di wilayah Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi.
“Hewan ini merupakan predator alami tikus sehingga bisa melindungi tanaman petani,” ujarnya, Selasa, 30 Agustus 2022.
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Banyuwangi, M. Khoiri menyatakan, Pemkab Banyuwangi memfasilitasi 342 rumah burung hantu untuk disebar ke wilayah pertanian dengan tingkat populasi tikus tinggi. Termasuk ke wilayah Kecamatan Tegaldlimo.
Dijelaskannya, burung hantu dipilih sebagai predator karena memiliki kemampuan mendeteksi mangsa dari jarak jauh. Burung hantu mampu mendengar suara tikus dari jarak 500 meter.
“Hewan ini memiliki pendengaran yang sangat tajam serta mampu terbang dan menyergap mangsanya dengan cepat tanpa suara,” jelasnya.
Dia menambahkan, ukuran tubuh burung hantu relatif lebih besar. Burung ini mampu beradaptasi dengan lingkungan baru dan cepat berkembang biak. Dalam sehari, kata Khoiri, burung hantu besar dapat memangsa tikus hidup sebanyak 3-5 ekor dengan jangkauan terbang hingga 12 km.
“Ini menjadikannya sebagai alternatif solusi yang paling efektif untuk menekan populasi tikus,” terangnya.
Penggunaan burung hantu sebagai pengendali tikus, menurutnya, tidak memerlukan biaya dan tenaga yang besar. Burung hantu akan datang secara sendirinya ke lokasi-lokasi yang terdapat banyak tikus, yang merupakan mangsanya. Cukup difasilitasi rumah burung hantu (rubuha) di sekitar areal persawahan, mereka akan menetap di lokasi tersebut.
“Tidak butuh waktu lama, rumah burung hantu yang disiapkan pasti akan ditempati. Ini sangat efisien bagi petani, dan yang paling penting tidak berdampak negatif terhadap lingkungan,” ujar Khoiri.
Rumah burung hantu ini, sebagai tempat transit burung hantu liar dan diharapkan menjadi tempat tinggal bagi burung hantu untuk bisa berkembang biak. Sehingga keberadaan burung hantu juga dapat dilestarikan dan semakin terjaga.
“Diiringi dengan penurunan hama tikus sehingga produksi padi dan pendapatan petani semakin meningkat,” ujarnya.
Advertisement