Baru Populer Faheem Younus Sudah Punya Hater? Ini 6 Faktanya
Beberapa hari ini publik dihebohkan dengan viralnya cuitan dokter asal Amerika Serikat, Faheem Younus. Bukan tanpa alasan, Faheem rajin berbagi informasi mengenai penanganan Covid-19 melalui akun Twitter pribadinya menggunakan bahasa Indonesia. Kendati demikian, cuitan Faheem Younus sudah mendapatkan kritikan dari netizen Indonesia di Twitter. Berikut faktanya.
Kontroversi Penggunaan Masker N95
Belum lama ini, cuitan Faheem Younus tentang masker N95 mendapat respon negatif dari netizen pengguna Twitter bernama Rudi Valinka (@kurawa). Sambil meretweet unggahan Faheem Younus terkait masker KN95 dan N95, pemilik akun tersebut menulis jika tidak semua ucapan dokter asal luar negeri harus didengarkan. Akun @kurawa menyebut dokter juga bisa ada salahnya.
“Tidak semua omongan dokter luar negeri harus didengerin. Mereka juga ada salahnya, mungkin aja karena mereka gak pernah tahu atau datang ke Indonesia. Bayangin, 2 masker N95 dipakai berulang-ulang katanya bisa satu bulan,” cuitnya pada Senin, 5 Juli 2021.
Akun @kurawa lantas mengkampanyekan untuk penggunaan masker medis dengan masker kain. “Udah pakai masker medis Rp 15 ribu per box dilapisi masker kain aja,” tulisnya.
Tak sampai di situ, akun @kurawa lantas menuliskan cuitan lainnya. “Rp. 15-20 ribu masker medis = 50 pcs, dilapisi masker kain utk kelas menengah bawah jauh lebih sehat utk pemakaian 1 bulan”.
Bahkan, @kurawa menyebut orang luar negeri yang mengomentari kasus covid di Indonesia diibaratkan seperti pundit sepak bola. “Hampir semua orang-orang di luar negeri yang komentari Covid-19 di Indonesia ini ibarat Pundit Sepakbola, Ronaldo aja bisa dibilang gobl*,” sahutnya.
Tidak semua omongan Dokter luar negeri harus didengerin.. mereka juga ada salahnya, mungkin aja karena mereka gak pernah tau/datang ke Indonesia .
— RUDI VALINKA (@kurawa) July 5, 2021
Bayangin 2 masker N95 dipakai berulang2 katanya bisa 1 bulan 🤣
Udah pakai masker medis 15 ribu/box dilapisi masker kain aja https://t.co/g6mJ1yZRhj
Tuai Pro dan Kontra Netizen
Unggahan @kurawa tersebut menuai pro dan kontra. Ada yang mendukung pernyataan @kurawa. Salah satunya pengguna bernama @andikaseb. Dia mencuit, “Saya tukang bikin masker. Ini N95 bisa dipakai berulang-ulang bener-bener ngawur”.
Ada pula warganet yang berpendapat berbeda. Adalah pengguna bernama @pamiipams. “Mas jangan gitu, saya juga pake N95 berkali2. N95 itu aslinya mahal. Gak semua sanggup beli N95 utk dipake tiap hari ganti Masalahnya saya di RS kerjanya. Doubling masker 95 dan reuse itu adalah solusi sementara yang bisa dipake,” katanya.
Senada dengan akun @pamiipams, warganet lainnya menyatakan hal serupa. Dia lantas membela dokter Faheem Younus. “Dokter lokal kita saja berbicara hal yang sama kok mas. Bukan hanya Faheem Younus saja,” celetuk @mpok_hanum seraya mengunggah cuitan seorang dokter terkait penggnaan masker N95 berulang kali.
Masker N95 Bertahan Hingga 21 Hari
Menurut Ketua Bidang Penanganan Satgas Covid-19 Alexander Ginting, masker N95 meningkatkan perlindungan 95 persen. Sehingga dalam penggunaannya tidak perlu dilapisi masker lainnya.
Sementara, menurut Peneliti Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Dr. Ratih Asmananingrum, ketahanan masker N95 bisa bertahan sampai 21 hari. Masker N95 ini pun bisa disterilisasikan dengan tindakan khusus.
Perbedaan Masker N95 dan KN95
Berbeda dengan masker N95 yang dikhususkan untuk medis, masker KN95 dibuat untuk masyarakat umum. Sebuah riset yang diterbitkan di jurnal Lancet menyebut baik masker N95 dan KN95 dapat digunakan hingga berminggu-minggu jika tidak rusak.
Caranya, siapkan dua masker N95 atau KN95. Gunakan satu masker untuk hari ini dan simpan yang lainnya di kantong kertas untuk esoknya. Ganti kedua masker tersebut setiap 24 jam. Hal ini sesuai arahan dari dr Faheem Younus.
Siapa Rudi Valinka?
Sebelum mengkritik cuitan dokter Faheem Younus, dari penelusuran di dunia maya, Rudi Valinka adalah seorang pegiat media sosial bernama @kurawa. Rudi telah menerbitkan sebuah buku berjudul “A Man Call A Hok”.
Tak heran jika Rudi dikenal luas sebagai ahoker, sebutan untuk pemuja dan penggila Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Rudi pun terkenal akan cuitannya yang kontroversi. Salah satunya tentang meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) untuk memperbolehkan umat Islam tidak berpuasa lantaran pandemi.
Siapakah Dokter Faheem Younus?
Dikutip dari Linkedin yang ditautkan di bio Twitter pribadinya, Faheem Younus adalah dokter pemenang penghargaan dan eksekutif dokter bersertifikat (CPE) yang memimpin program kualitas, keamanan, dan pengalaman pasien di Universitas Maryland Upper Chesapeake Health, Amerika Serikat (AS).
Faheem Younus juga menjabat sejumlah posisi di University of Maryland, Upper Chesapeake Health, AS. Jabatan-jabatan tersebut adalah sebagai Vice President, Chief Quality Officer, Chief Division of Infectious Diseases, dan Clinical Associate Professor. Faheem dikenal aktif menulis artikel tentang kesehatan dan mencuitkannya di media sosial Twitter.
Pria berjenggot ini adalah dokter multitalenta yang dikenal sebagai spesialis penyakit luar dan dalam. Selain itu dianggap sebagai pakar manajemen perubahan yang disegani. Kepiawaiannya dalam mengubah dan menyelaraskan tim multidisiplin untuk mencapai tujuan bersama telah diacungi jempol beberapa pihak.
Faheem Younus juga memelopori beberapa program. Seperti daftar periksa untuk penempatan lini sentral, pengawasan antimikroba, kesehatan jarak jauh, dan membuat langkah signifikan dalam meningkatkan metrik kualitas bayar-untuk-kinerja (pay-for-performance).
Selain itu, dokter Faheem Younus sendiri telah dipilih tiga kali untuk menerima penghargaan “Top Doc" yang diberikan setiap tahun oleh Majalah Baltimore. Dia juga menerima "Penghargaan Layanan Kepresidenan" dari pemerintahan Obama pada 2008 untuk layanan kemanusiaannya.(Kmp/Lip/Quo)
Advertisement