Barisan Jenazah Korban COVID-19 di India Antre untuk Dikremasi
Kasus Covid-19 di India mencapai 17,6 juta, berdasarkan data Johns Hopkins University per Rabu, 28 April 2021. Jumlah infeksi Covid-19 harian di India membeludak melebihi 350.000 kasus.
Ironisnya, sekitar 117 orang India meninggal karena Covid-19 setiap satu jam. Meningkatnya jumlah kematian membuat beberapa kota di India kehabisan tempat krematorium. Akibatnya, barisan jasad korban Covid-19 pun antre untuk dikremasi di tempat kremasi di New Delhi, India. Bahkan, beberapa waktu lalu, viral kremasi massal jenazah korban Covid-19 di sebuah tanah lapang.
Lonjakan kasus virus corona ini dengan cepat membuat rumah sakit-rumah sakit di India kehabisan oksigen dan tempat tidur. Walhasil, banyak pasien Covid-19 yang sakit, terpaksa harus dipulangkan.
Beberapa rumah sakit dan dokter di sejumlah negara bagian di utara India, mengunggah peringatan bahwa mereka sudah tidak sanggup lagi menghadapi lonjakan pasien Covid-19.
Apa yang terjadi di India menimbulkan keprihatinan dunia. Selandia Baru, Hong Kong, Inggris dan Amerika Serikat langsung menerbitkan larangan penerbangan langsung dari dan menuju India.
Perdana Menteri Inggris yang awalnya ingin segera mengunci kesepakatan perdagangan dengan India pasca-Brexit, terpaksa harus membatalkan kunjungannya ke India pekan depan. Sebagai gantinya, Johnson bertatap muka dengan Presiden India Narendra Modi secara virtual.
Presiden Amerika Serikat Joe Biden mengatakan negaranya akan mengirimkan suplai kebutuhan medis ke India untuk membantu negara itu memerangi pandemi Covid-19.
Google juga pada Senin, 26 April 2021, menyatakan telah mendonasikan uang sekitar Rp 260 miliar ke India untuk mereka yang terdampak pandemi Covid-19 dan suplai kebutuhan medis. CEO Alphabet Sundar Pichai mengeluarkan bantuan secara pribadi sebesar USD 700 ribu melalui UNICEF untuk India.
KADIN Amerika Serikat dan CEO dari 40 perusahaan di Amerika Serikat meluncurkan sebuah gugus tugas untuk fokus pada penyediaan suplai kebutuhan medis bagi India, oksigen dan bantuan lainnya. mereka juga membuat portal, di mana perusahaan-perusahaan yang ada di Amerika Serikat bisa menyalurkan bantuan.
Advertisement