Bareng-bareng Menyusui Bayi di Tanjungpinang
Kegiatan ibu-ibu menyusui bayi bareng-bareng dan serentak mewarnai kegiatan memperingati Pekan Menyusui Sedunia di di kawasan Laman Bunda, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, Minggu kemarin.
Kegiatan ini melibatkan peserta sebanyak 150 ibu yang memiliki anak berusia di bawah lima tahun atau balita.
"Kegiatan ini bertujuan untuk mengedukasi serta meningkatkan pemahaman ibu-ibu tentang menyusui," kata Kepala Dinas Kesehatan Kepulauan Riau, Tjetjep Yudiana.
Pada kesempatan ini, Tjetjep mengimbau para ibu wajib memberikan air susu ibu eksklusif (ASI) kepada anaknya selama 240 hari sejak anak dilahirkan.
Eksklusif dimaksud Tjetjep ialah tidak dicampur dengan makanan tambahan yang lainnya.
"Karena di usia itu anak belum bisa mencerna makanan apapun. Kecuali saripati dari ASI, baru bisa dicerna," katanya.
Dia turut mengemukakan makanan dan susu formula selain ASI tidak bisa melindungi daya tahan tubuh anak dari berbagai penyakit.
"ASI merupakan zat yang dikaruniai oleh Allah untuk menjaga kekebalan tubuh anak dari serangan penyakit," katanya.
Selain itu, lanjutnya, anak yang berusia seribu hari atau sekitar tiga tahun harus dikontrol dengan program menyusui, karena saat itu merupakan usia emas sang anak.
Jika tidak, maka orangtua tidak akan mampu menciptakan generasi yang sehat dan cerdas.
ASI adalah pendorong sel-sel otak, sehingga apabila ada ibu yang tidak memberikan ASI kepada anaknya, maka rongga otaknya banyak yang kosong, tidak dipenuhi saraf-saraf yang seharusnya.
"Akibatnya, anak kelak akan sulit menerima informasi dan ilmu pengetahuan," tuturnya.
Melalui Pekan Menyusui Sedunia ini pula, Tjetjep mengharapkan penyebaran informasi tentang menyusui semakin meluas dan menyentuh ke seluruh elemen masyarakat di Kepulauan Riau, terutama ibu-ibu.
"Harapan saya, kalau bisa ke depan peserta jangan dibatasi, mencapai ribuan lebih bagus. Sebab, informasi menyusui ini sangat penting bagi ibu-ibu," ucap Tjetjep. (an/ar)
Advertisement