Di Barcelona Kopi Nusantara Dipinang-pinang Seperti Primadona
Barcelona. Di Barcelona. Bukan lagu milik Fariz Rustam Munaf yang begitu hits era tahun 80-an itu. Barcelona dalam tulisan ini adalah Barcelona yang berada dalam hipnotis Kopi Nusantara.
Kopi? Iya, Kopi! Kopi Indonesia atau lebih populer dengan sebutan Kopi Nusantara. Ada apa dengan Kopi Nusantara?
Kopi Nusantara, dengan berbagai varian dan kualitas, sebenarnya sudah lama dikenal dan masuk pasar internasional. Lalu, di Barcelona ini, pamor Kopi Nusantara makin hits luar biasa setelah Komunitas Kopi Nusantara (Kopinusa) ambil bagian di ajang pameran Internasional Alimentaria 2018 di Barcelona, Spanyol, 16-19 April kemarin.
Ini jelas sinyal positif. Meningkatnya konsumsi kopi di berbagai negara seiring pergeseran gaya hidup menuju coffee lover diyakini telah mendorong semakin meningkatnya minat dan permintaan terhadap kopi-kopi Tanah Air.
Ini terbukti dari antusiasme kalangan pelaku bisnis, utamanya para buyer di Eropa, yang sengaja datang ke arena pameran untuk menjajaki kerja sama bisnis dengan Komunitas Kopi Nusantara ini.
"Ini sinyal positif bagi Indonesia untuk meningkatkan market share kopi Nusantara, khususnya di daratan Eropa," ujar Iwan Manasa, Ketua Delegasi Kopinusa kepada ngopibareng.id.
Sekali lagi, ini adalah sinyal yang bukan main positifnya.
Alimentaria adalah pameran dagang yang diselenggarakan tiap dua tahun di Fira de Barcelona, Gran Via, yang berlokasi tepat di jantung ibu kota Katalunya - Spanyol.
Lebih dari sekadar eksibisi, Alimentaria adalah benchmark perkembangan terkini industri makanan dan minuman dunia. Ia sekaligus menjadi pusat pertemuan bisnis yang melibatkan produsen dan konsumen, pedagang dan pembeli serta eksportir dan importir.
Kopinusa hadir di ajang bergensi itu adalah sebagai salah satu partisipan Alimentaria 2018 yang seluruhnya diikuti 3.500-an peserta dari 65 negara.
Dari Indonesia, ada delapan partisipan yang dikoordinir oleh Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Barcelona dan Atase Perdagangan KBRI Spanyol.
Kopinusa sendiri membawa sejumlah sampel kopi Nusantara dengan berbagai varian dan daerah asal. Di antaranya kopi arabika Manggarai dan Bajawa Flores, Osibil Papua, Rinjani Lombok, Toraja, Wonosobo Jawa Tengah, Kerinci Jambi, robusta Bengkulu hingga arabika Gayo Aceh.
Iwan Manasa menuturkan, selain kopi biji kategori green bean dan roasted bean Kopinusa juga membawa sampel produk kopi kapsul single origin hasil produksi petani binaan dan anak-anak muda kreatif yang tergabung dalam SeKopi Tanah Air Kita.
"Kopi kapsul sengaja kami bawa untuk menunjukkan bahwa Indonesia tidak cuma jualan green bean, tapi juga bisa memproduksi dan menjual kopi dengan kemasan kapsul," kata Iwan Manasa.
Dengan kopi kapsul, konsumen hanya tinggal memasukkan kepingan kapsul ke dalam mesin jenis Nespresso untuk menghasilkan secangkir kopi espresso dengan cita rasa Nusantara.
"Kali ini kami baru membawa sampel kopi kapsul dari Manggarai Flores. Ke depan, kopi kapsul ala Indonesia ini akan dikembangkan menjadi 45 varian rasa single origin, mewakili 45 daerah penghasil kopi di Tanah Air.
Ini sekaligus upaya menjadikan kopi sebagai bagian dari pengembangan ekonomi kreatif Indonesia," lanjut Iwan.
Senada dengan Iwan Manasa,, Manajer Pengembangan Bisnis Kopinusa, Yuni Mustani, mengatakan, selama empat hari penyelenggaraan Alimentaria, tak kurang dari tujuh potential buyer yang serius menjajaki kerja sama dengan Kopinusa.
"Kebanyakan dari Eropa, utamanya Spanyol, meskipun ada juga peminat serius dari Peru dan Uruguay," tuturnya.
Yuni menambahkan, selain mencecap kopi, meminta sampel dan mengajak melakukan korespondensi bisnis, para 'buyer' umumnya menanyakan perihal kapasitas produksi dan keamanan rantai pasok (supply chain) kopi Nusantara.
"Alimentaria sejak awal memang dirancang menjadi ajang pertemuan para pelaku bisnis. Baru pada hari terakhir arena dibuka untuk umum," kata Yuni.
Selama empat hari, tak kurang dari 140 ribu pebisnis dari 152 negara hadir di Alimentaria.
Yang menarik, lanjut Yuni, ada beberapa buyer yang juga sangat antusias ketika Kopinusa menunjukkan beberapa komoditi lain di luar kopi, seperti teh hitam, kayu manis, gula kelapa (coco sugar) dan briket.
"Ini bukti, banyak komoditi asli Indonesia yang sangat terbuka untuk dipasarkan ke ranah global," ujarnya.
Kopinusa beruntung, kata Yuni Mustani, karena komunitasnya mendapat arahan dan dukungan penuh dari mantan Dubes RI di Spanyol Yuli Mumpuni Widarso, yang bahkan ikut mendampingi tim Kopinusa di Alimentaria.
"Kita berharap, pengalaman dan jaringan internasional seperti yang Dubes Yuli miliki bisa memberikan kontribusi signifikan untuk mengembangkan ekspor komoditi Indonesia," kata Yuni Mustani (widikamidi)
Advertisement