Barabas, Novel Terakhir Arswendo Atmowiloto
Mungkin Arswendo Atmowiloto tak bakal menyangka, novel Barabas Diuji Segala Sisi akan menjadi karya terakhirnya. Sastrawan dan wartawan senior itu mengembuskan napas terakhirnya, Jumat, 19 Juli 2019.
Mantan Pemimpin Redaksi majalah HAI ini meninggal pada pukul 17.50 WIB di kediamannya di Kompleks Kompas B-2, Jalan Damai Petukangan, Jakarta Selatan, setelah setahun terakhir berjuang melawan penyakit prostat.
"Judul novelnya Barabas Diuji Segala Segi. Ini sebuah novel tentang pertobatan Barabas, seorang pemberontak yang diselamatkan Yesus dari hukuman mati," ujar Anastasia Mustika W, editor dari penerbit yang hendak memproduksi novel Arswendo Atmowiloto.
Novel itu sudah selesai dan akan terbit pada 19 Agustus mendatang. Menurut Anas, begitu sang editor biasa disapa, novel ini diterimanya pada Januari 2019 dan sudah disunting oleh editor freelance bernama Irna Permanasari.
Karya yang terinspirasi dari kisah Alkitab ini memiliki 272 halaman dengan ukuran 13,5 x 20 sentimeter. Sekitar 2.000 eksemplar novel Barabas Diuji Segala Sisi bakal segera diproduksi. Tim produksi hanya tinggal merampungkan sampul buku dengan latar hijau dan huruf serta gambar berwarna kuning itu.
Cerita singkatnya, Barabas si terpidana mati sekonyong-konyong mendapatkan kebebasan lantaran masyarakat Roma lebih memilih menyalibkan Yesus. Penyamun yang dibesarkan secara liar itu tak pernah tahu Yesus-lah sosok yang akan mengubah jalan hidupnya, atau jalan kematiannya ke jalan hidup.
Kisah Barabas sama sekali bukan cerita tentang agama tertentu, melainkan tentang persaudaraan antarmanusia dan kepasrahan pada kasih Allah.
Advertisement