Bappenas Sebut Pariwisata Akan Jadi Sumber Devisa Terbesar
Sektor pariwisata Indonesia diyakini akan berkembang makin pesat. Sektor ini bahkan diprediksi akan menjadi sumber devisa terbesar di Indonesia.
Demikian pernyataan Bambang Brodjonegoro, Kepala Bappenas sekaligus Menteri PPN RI.
Pernyataan ini disampaikan Bambang dalam Dialog Nasional Ekonomi Kreatif Milenial di Era Revolusi Industri 4.0. di Jakarta. Hadir dialog tersebut Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf, serta Duta Besar Republik Korea untuk Republik Indonesia Mr. Kim Chang-beom.
“Indonesia juga akan menjadi salah satu negara tujuan wisata penting di dunia. Pariwisata bahkan akan menjadi sumber devisa terbesar di Indonesia. Menggantikan sumber daya alam, tambang dan perkebunan seperti kelapa sawit,” tutur Bambang.
Dijelaskannya, minyak dan gas adalah masa lalu. Sedangkan masa depan Indonesia adalah digital. Kementerian Pariwisata sudah bergeser ke arah itu.
“Di 2013, empat dari lima perusahaan terbesar dunia adalah minyak dan gas. Namun di 2018, lima dari lima perusahaan terbesaradalah teknologi digital. Perkembangan teknologi digital tidak hanya menggeser lanskap persaingan global, tetapi juga membuka peluang barubagi bidang yang belum pernah ada sebelumnya. Untuk itu, Pemerintah Indonesia dengan cepat dan tanggap merespontantangan dan peluang ini,” jelas Bambang Brodjonegoro.
Sementara itu Arief Yahya, Menteri Pariwisata, mengatakan, go digital menjadi salah satu program strategis dalam upaya menenangkan pasar di era industri 4.0. Menurutnya, teknologi digital memiliki peran yang sangat penting dalam pengembangan industri pariwisata.
“Suka atau tidak suka, sudah terjadi perubahan perilaku pasar. Semua telah bergeser ke arah digital. Saat ini industri dunia telah bergeser ke arah industri digital era 4.0. Perannya mencapai 70%,” kata Menpar Arief Yahya.
Perubahaan perilaku pasar, kata Menpar Arief Yahya, diikuti pula dengan berubahnya perilakukan konsumen (customer behavior). Konsumen kini semakin mobile, personal, dan interaktif. Dan ini menjadi sifat dari digital yakni ‘semakin digital, semakin personal (The more digital, the more personal).
“Dalam industri pariwisata perubahan customer behavior itu terlihat ketika search and share 70% sudah melalui digital. Industri travel agent sudah tidak lagi bisa mengandalkan walk in service untuk reservasi tiket dan memilih paket wisata. Semua sudah berubah dengan digital,” kata Menpar Arief Yahya. (idi)