GTTP Banyuwangi Temukan 15 Klaster Perkantoran
Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GTPP) Covid-19 Banyuwangi mendeteksi adanya klaster keluarga dan klaster perkantoran. Sedikitnya ada 15 klaster perkantoran yang ditemukan di Kota Gandrung ini.
"Sesuai dengan yang sudah disampaikan Bapak Presiden bahwa kita harus mewaspadai adanya klaster keluarga, klaster perkantoran dan klaster pemilihan kepala daerah," jelas Juru Bicara GTPP Covid-19 Banyuwangi dr Widji Lestariono, Jumat, 11 September 2020.
Pria yang akrab dipanggil Rio ini menyatakan, untuk klaster keluarga di Banyuwangi sudah ada. Klaster keluarga ini, menurutnya adalah hasil dari tracing penderita konfirmasi yang dilakukan pelacakan di rumahnya.
"Maka sampai saat ini ada 83 orang yang positif dari klaster keluarga tersebut," jelasnya.
Sedangkan klaster perkantoran, menurut Rio di Banyuwangi saat ini sudah ada 15 perkantoran yang staf atau karyawannya dinyatakan positif Covid-19. Jumlah karyawan yang positif dari masing-masing klaster jumlahnya variatif
"Ada kantor yang paling banyak 7 orang (positif) Ada yang 6 orang, ada yang 4 orang dan dua orang," jelasnya.
Pada klaster perkantoran ini, menurut Rio, karyawannya masih tetap bisa menjalankan pekejaannya. Namun, kata Dia, karyawan yang sakit sudah tentu harus melakukan isolasi.
Gugus tugas juga sudah melakukan tracing pada masing-masing pasien dari klaster perkantoran. Satu kasus pasien positif dari klaster perkantoran bisa dilakukan tracing sampai 60 orang.
"Tergantung dari jumlah karyawan yang ada dalam satu ruangan dengan pasien terkonfirmasi tersebut," tegasnya.
Sedangkan untuk mengantisipasi munculnya klaster pemilihan kepada daerah, dalam waktu dekat GTPP akan melakukan diskusi dengan KPU Banyuwangi. Diskusi dilakukan untuk merumuskan atau mendiskusikan kegiatan-kegiatan apa saja yang tidak boleh dilakukan untuk mencegah penyebaran Covid-19
"Untuk pemilihan kepala daerah, sesuai arahan Bupati kita akan diskusi dengan KPU untuk menetapkan, merumuskan kegiatan apa saja yang tidak boleh dilakukan karena berpotensi untuk penyebaran dan penukaran Covid-19," ungkapnya.
Advertisement