Banyuwangi Targetkan Pemindahan Isoman ke Isoter Tuntas Seminggu
Satgas penanganan Covid-19 Banyuwangi melakukan pemindahan pasien Covid-19 isolasi mandiri (isoman) ke lokasi isolasi terpusat (isoter). Targernya, pemindahan ini rampung pada pekan depan. Saat ini, ada 700 orang pasien covid-19 yang melakukan isoman.
"Pemindahan isoman ke isoter paling tidak 20 persen setiap hari, dalam seminggu ini kita kejar target 100 persen," tegas Wakil Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi, Letkol Infanteri Yuli Eko Purwanto, Rabu, 18 Agustus 2021.
Dia menambahkan, setiap wilayah kecamatan jumlah warga yang melakukan isoman berbeda. Setiap hari, satu wilayah bisa memindahkan 20 persen. Sehingga dalam 5 hari seluruh pasien isoman sudah bisa pindah ke isoter semuanya.
"Ini akan mengurangi resiko, nakes juga tidak terlau berat dalam bekerja mengawasi pasien yang positif, bisa bergilir," jelasnya.
Dengan demikian diharapkan tugas nakes bisa diefektifkan. Karena nakes juga dikejar target untuk melakukan vaksinasi Covid-19. Dia menegaskan Babinsa dan Bhabinkamtibmas akan dioptimalkan untuk membantu pemindahan warga yang melakukan isoman ke lokasi isoter. Proses pemindahan akan dilakukan secara humanis.
"Bagaimana caranya memang berat. Tapi kita yakin warga kita sadar karena mungkin belum ada pencerahan dan pengetahuan terkait isoter," bebernya.
Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani menyatakan, pemindahan pasien isoman ke isoter ini harus segera diselesaikan. Sebab, kasus angka kematian meningkat karena isoman. "Masyarakat yang sedang melaksanakan isoman punya tingkat keparahan karena kondisinya tidak dilaporkan sehingga tidak bisa dikontron nakes," jelasnya.
Dia menambahkan, nakes di Banyuwangi juga terbatas. Sehingga tidak mungkin mendatangi satu persatu masyarakat yang sedang melakukan isoman. Data yang ada, 700 lebih masyarakat yang melakukan isoman.
"Maka isoter menjadi satu cara untuk mempermudah pengawasan untuk memberikan perhatian obat-obatan dan sebagainya. disatu sisi ini juga mengurangi penularan untuk later keluarga," tegas Ipuk Fiestiandani.
Dia menambahkan, banyak masyarakat yang melakukan isoman tapi tempatnya tidak sesuai standar protokol kesehatan. Seperti kamarnya masih bergabung dengan keluarga yang lain. Karena merasa tidak ada gejala, pasien isoman tidak menggunakan masker.
"Akhirnya menularkan pada yang lain," imbuh Ipuk Fiestiandani.