Banyuwangi Siapkan Kolaborasi dengan Traveloka
Konsep Go Digital terus dikembangkan Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Setelah bekerja sama dengan dua perusahaan digital, Go-Jek dan Ruangguru, Pemkab Banyuwangi siap kolaborasi bersama Traveloka,
Banyuwangi menjajaki kolaborasi dengan Traveloka. Ini bagian dari upaya Banyuwangi membangun ekosistem pariwisata. Yaitu dengan melibatkan sebanyak mungkin pihak.
Bupati Banyuwangi, Abdullah Azwar Anas, mengatakan, kolaborasi dengan berbagai inovator sosial adalah cara untuk mengakselerasi pengembangan daerah.
Menurutnya, kerjasama dengan Go-Jek dilakukan untuk sejumlah software sosial. Sedangkan Ruangguru dirangkul untuk memberikan pembelajaran online free buat pelajar di desa.
Untuk mempercepat kerjasama dengan Traveloka, pertemuan telah digelar. Di antaranya dengan Lead Innovation Traveloka, Edmund Goh Jun Jie.
“Responsnya sangat bagus, karena kita satu visi ingin menggerakkan pariwisata lokal, pariwisata yang memberi dampak ke masyarakat,” ujarnya.
Penjajakan kerjasama dengan Traveloka juga bukan tanpa sebab. Traveloka merupakan salah satu pemain besar di industri pariwisata nasional. Cakupan layanannya sangat luas. Traveloka juga sudah berstatus “unicorn”, satu dari lima perusahaan rintisan Indonesia dengan nilai USD 1 miliar.
“Traveloka adalah platform digital yang ikut berperan menggerakkan pariwisata di berbagai daerah. Dengan kolaborasi ini, Banyuwangi punya kesempatan besar meningkatkan awareness wisatawan sekaligus memperluas pasar,” ujarnya lagi.
Sasaran utama dari kolaborasi ini, lanjut Anas, adalah wisatawan nusantara yang coba ditarik untuk datang lebih banyak ke Banyuwangi.
Adapun wujud kolaborasinya saat ini sedang dijajaki. Anas mengatakan, beberapa opsinya antara lain mengundang tim Traveloka untuk ikut memberdayakan homestay dan para pelaku wisata Banyuwangi agar semakin melek digital.
Menteri Pariwisata, Arief Yahya, tak ragu memberikan dua jempol buat gebrakan Pemkab Banyuwangi tersebut.
Menpar memang gencar menularkan Konsep Go Digital Be The Best. Arief Yahya pun mengatakan langkah Banyuwangi harus dicontoh daerah lain.
Semua harus mengubah haluan, yakni bertransformasi menuju digital. Ini dikarenakan karena customers-nya terus bergerak dan makin cepat beralih ke digital lifestyle.
"Jangan menunggu ditinggalkan customers! Jemput perubahan dengan go digital jika ingin winning the future customers," kata Menpar Arief Yahya.
Menurut Menteri Arief Yahya, kondisi pasar sudah berubah. Hampir 63% transaksi jasa travel dilakukan secara online, sehingga bila travel biro tidak segera menyesuaikan diri ke digital, atau tetap konvensional, maka nasibnya akan seperti Wartel (Warung Telekomunikasi).
"Langkah yang diambil Banyuwangi ini sudah tepat. Daerah juga harus mulai go digital untuk memenangi persaingan. Kerjasama ini akan semakin melambungkan pariwisata Banyuwangi," pungkas Menpar Arief Yahya. (*)