Banyuwangi Terima Dua Penghargaan dari Gubernur Jawa Timur
Banyuwangi kembali meraih prestasi membanggakan. Kabupaten ujung timur Pulau Jawa ini meraih penghargaan dari Pemprov Jawa Timur sebagai pembina terbaik tempat pengelolaan pangan (TPP). Banyuwangi juga dinobatkan sebagai inovator pelayanan kesehatan jiwa di Puskesmas melalui inovasi Teropong Jiwa atau Terapi Okupasi dan Pemberdayaan Orang Dengan Gangguan Jiwa.
Penghargaan itu disampaikan pada peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke-56 di Gedung Grahadi, Surabaya, Selasa, 6 April 2021 malam. Dua penghargaan itu diserahkan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kepada Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
“Ini akan menjadi pelecut semangat kami untuk terus berinovasi agar lebih baik ke depan,” katanya.
Banyuwangi, kata Ipuk, meraih penghargaan sebagai pembina terbaik TPP untuk kategori rumah makan. Banyuwangi dinilai mampu melaksanakan tugas pembinaan dengan baik kepada tempat-tempat usaha kuliner untuk menerapkan protokol kesehatan secara ketat di masa pandemi covid-19.
"Terima kasih kepada Pemprov Jatim yang telah mengapresiasi kinerja Banyuwangi lewat penghargaan ini," jelas Ipuk.
Selama ini, Banyuwangi telah melakukan sertifikasi protokol kesehatan untuk hotel, homestay, kafe, restoran, hingga warung-warung rakyat untuk memberikan jaminan keamanan, kesehatan, dan keselamatan bagi para pengunjung maupun pelaku usaha itu sendiri.
Semua yang telah lulus uji protokol kesehatan, di antaranya dilengkapi fasilitas sanitasi yang baik, ada aturan pembatasan fisik, hingga pelayan yang menggunakan pelindung diri, diberikan sertifikat dan disajikan di aplikasi ‘Banyuwangi Tourism’.
Jika kedapatan melakukan pelanggaran protokol kesehatan, sertifikat yang diberikan akan dicabut dan dihentikan sementara izin operasinya. Sertifikat akan kembali diberikan hingga mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan.
“Jaminan protokol kesehatan ini memang kami utamakan di masa pandemi agar pengunjung merasa nyaman saat ke Banyuwangi. Kita tak lagi hanya jualan pesona alam, seni-budaya, dan keramahan warga, tapi juga gaya hidup sehat,” bebernya.
Sertifikasi juga dilakukan untuk pemandu wisata. Saat ini lebih dari 90 pemandu wisata di Banyuwangi telah mengantongi sertifikasi protokol kesehatan dari Dinas Kesehatan dan Disbudpar Banyuwangi.
“Kami pastikan semuanya aman. kuliner, destinasi, hingga pemandu wisatanya wajib menerapkan gaya hidup sehat,” imbuh Ipuk.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi dr. Widji Lestariono menjelaskan, melalui inovasi Teropong Jiwa Pasien orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) yang sudah stabil setelah menjalani serangkaian pengobatan, akan dilatih berbagai keterampilan kerajianan tangan sebulan sekali.
“Terapi kerja ini bertujuan agar pasien ODGJ tidak mengalami kekambuhan. Mereka bisa lebih fokus dan tidak mudah emosional,” katanya.
Inovasi ini dilaksanakan di Puskesmas Gitik, Rogojampi, sejak 2017 lalu. Saat ini, ada 27 ODGJ yang dilatih di tempat tersebut. Mereka diajari membuat aneka kerajinan tangan, seperti miniatur kapal layar, lampu, gantungan kunci, tas belanja, dan aneka anyaman.
Pemkab Banyuwangi juga membuat program keluarga asuh untuk mereka. Yakni mencari keluarga yang mau menerima ODGJ yang sudah pulih untuk bisa menjadi bagian dari keluarga tersebut. Program ini khusus bagi ODGJ yang tidak mempunyai keluarga.
“Kami juga ada program Usaha Asuh, dimana pengusaha di sekitar wilayah Puskesmas diajak bekerjasama untuk menampung ODGJ yang sudah pulih untuk bisa bekerja di tempat mereka,” ujarnya.
Advertisement