Eco Tourism dengan Prokes Mampu Tumbuhkan Ekonomi di Banyuwangi
Para pelaku wisata diminta untuk tetap berkomitmen mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Banyuwangi salah satunya dengan pariwisata berbasis alam. Pariwisata alam saat ini telah menjadi salah satu modal utama pendorong pertumbuhan ekonomi daerah. Tentunya, tetap dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.
Hal ini disampaikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menghadiri acara penanaman Cemara Udang di lokasi Bangsring Underwater di Desa Bangsring, Kecamatan Wongsorejo, Selasa, 10 November 2020. Kegiatan itu diikuti nelayan dan warga yang tinggal di sekitar kawasan itu.
Anas menjelaskan, pembangunan pariwisata Banyuwangi ke depan harus tetap mengedepankan pariwisata berbasis alam. Menurutnya, pariwisata berbasis alam menjadi solusi bagi pembangunan daerah.
"Ditambah dengan kreativitas dari warga, eco tourism yang diusung Banyuwangi selama ini terbukti mampu menjadikan daerah ini sebagai tujuan wisata nasional. Kunjungan wisatawan meningkat tajam selama delapan tahun terakhir. Ini harus kita jaga dengan baik,"" katanya.
Lebih jauh, Anas menambahkan, pariwisata alam diprediksi akan menjadi pilihan utama para pelancong pasca pandemi covid-19. Wisata alam sudah pasti menjadi pilihan pertama karena alam memberikan manfaat yang besar dengan resiko rendah terhadap kesehatan.
"Perjalanan ke pantai dan tujuan wisata alam lebih disukai sebagai cara untuk menghindari keramaian dan memenuhi kebutuhan untuk beristirahat and relaksasi. Wisata alam juga memberikan dampak kebugaran. Syarat lainnya, protokol kesehatan covid-19 tetap harus dijalankan dengan baik," ujar Anas.
Pengelola Bangsring Underwater, Ikhwan Arief menyetakan, kendati sempat tutup selama tiga bulan, kini Bangsring Underwater mulai ramai dikunjungi wisatawan. Kondisi ini tak lepas dari upaya manajemen pengelolaan yang menerapkan protokol kesehatan yang ketat saat beroperasi.
“Pemkab telah mensyaratkan bagi seluruh pelaku wisata dan seni membuka usahanya harus mendapatkan sertifikat kelaikan protokol kesehatan dari satgas covid-19 daerah,” jelas Ikhwan.
Menurut dia, adanya sertifikasi tersebut telah memberikan dampak yang baik bagi usaha mereka di tengah pandemi. Sertifikasi ini, kata dia, telah memberikan kepastian dan kenyamanan bagi pengunjung untuk berwisata yang bersih, dan terutama sehat saat berlibur di sana.
Tak hanya itu, pihaknya pun melakukan standar kebersihan dan kesehatan lebih pada peralatan mereka dibanding sebelum pandemi. Misalnya, peralatan snorkeling yang dulu dibersihkan hanya setelah dipakai pengunjung, kini di new normal dibersihkan dua kali.
“Kalau sekarang, sebelum dipakai pengunjung kita cuci dan bersihkan dulu peralatan selamanya, baru kita berikan. Setelah dipakai, kita bersihkan kembali. Jadi dua kali dibersihkan. Tak hanya itu, saat hari tutup, semua peralatan kami cuci dan bersihkan kembali. Ini untuk menjaga kebersihan dan meningkatkan higienitas peralatan kami. Di hari tutup itu, kami bersih-bersih semua,” jelas Sukirno, pengelola Bangsring Underwater yang lain.
Pemkab Banyuwangi telah menerapkan aturan kepada pengelola wisata untuk waktu libur sehari dalam satu pekan. Wajib libur ini memberi waktu untuk evaluasi protokol kesehatan dan kebersihan. Dengan aturan semacam itu, Bangsring Underwater mengaku kini kondisinya mulai berangsur pulih. Wisatawan dari luar kota mulai berdatangan ke tempatnya.
Bahkan pada long weekend di akhir Oktober 2020 lalu, Bangsring Underwater dikunjungi ribuan wisatawan. Setiap harinya tak kurang dari 800 orang datang ke lokasi wisata edukasi ini pada libur panjang kemarin.
“Memang tidak sebanyak sebelum pandemi, namun kunjungan wisata terasa mulai bergerak sejak awal Oktober kemarin. Kami optimis dengan protokol kesehatan yang baik, Bangsring Underwater akan menjadi pilihan bagi wisatawan untuk menikmati keindahan salah satu pantai di Banyuwangi,” pungkasnya.