Banyuwangi Minta Warga Ikut Gerakan Belanja ke Pasar dan UMKM
Gerakan Belanja ke Pasar dan UMKM kembali digelar ASN Banyuwangi, Jumat, 3 Maret 2023. Gerakan ini diikuti ribuan Aparatur Sipil Negera (ASN) Banyuwangi.
Mereka memborong aneka produk pangan bernutrisi tinggi untuk membantu meningkatkan gizi balita stunting. Gerakan ini juga untuk membantu para pelaku UMKM agar usahanya semakin maju.
Kegiatan digelar setiap bulan pada tanggal ‘cantik’ ini sudah dilaksanakan sejak tahun 2021 oleh ribuan ASN dan berbagai komunitas di Banyuwangi. Barang-barang yang dibeli didonasikan kepada warga kurang mampu. Termasuk untuk balita yang mengalami stunting. Di sisi yang lain, pelaku UMKM juga terdongkrak omsetnya.
“Tema kali ini masih fokus untuk penangan stunting. Kami gerakkan berbagai elemen, khususnya para ASN, untuk belanja kebutuhan pangan bergizi untuk disumbangkan kepada balita stunting, serta ibu hamil berisiko tinggi (Bumil Risti),” kata Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani.
Dalam kegiatan ini, Bupati Ipuk berbelanja di pasar Desa Ketapang, Kecamatan Kalipuro. Orang nomor satu di Banyuwangi ini berkeliling pasar Ketapang untuk belanja berbagai macam bahan bergizi tinggi. Seperti daging sapi, aneka ikan, telur, protein nabati, dan sayur mayur.
“Nanti kita salurkan sesuai target. Kita sudah kantongi data balita stunting by name by address termasuk jenis faktor determinannya, di masing-masing kecamatan,” terangnya.
Usai berbelanja kebutuhan pangan, Ipuk mengunjungi seorang balita stunting di Desa Ketapang. Dia menyerahkan bantuan hasil belanja kepada keluarga balita tersebut. Dia juga mengecek kondisi kesehatan balita tersebut dan meminta Puskesmas, dasawisma, dan kader Posyandu terus memantau perkembangannya.
“Dampingi dan pantau terus kondisi mereka. Pastikan intervensi pangan bernutrisi yang kita berikan betul-betul dikonsumsi, sehingga kondisinya segera membaik,” pintanya.
Penanganan stunting di Banyuwangi, lanjutnya, dilakukan secara gotong-royong dengan melibatkan berbagai pihak. Menurutnya, stunting bukan hanya menjadi tugas Puskesmas dan Dinas Kesehatan, melainkan seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan berbagai elemen lainnya juga ikut terlibat. “Karena stunting tidak hanya disebabkan masalah kesehatan, tapi bisa banyak faktor lainnya,” ujarnya.
Intervensi maupun monitoring di-update secara real time melalui aplikasi Banyuwangi Tanggap Stunting oleh kader Dasawisma dan Posyandu yang tergabung dalam Tim Pendamping Keluarga (TPK). Selain itu, Banyuwangi juga mengoptimalkan edukasi dan Konseling Pranikah bagi calon pasangan suami istri.
Pada tahun 2023 ini, Pemkab Banyuwangi mengalokasikan Rp7 miliar untuk penanganan stunting. Anggaran ini untuk memberikan intervensi nutrisi ibu hamil resiko tinggi (bumil risti) dan baduta stunting dari keluarga tidak mampu.
“Intervensi ini dilakukan berdasarkan pada data keluarga terindentifikasi stunting yang lengkap by name, by address, berikut determinan penyebab, hingga jenis intervensi yang bisa dilakukan,” pungkasnya.