Banyuwangi Kini Miliki Dusun Coklat
Menteri BUMN Rini Soemarno meresmikan Doesoen Kakao, sebuah destinasi wisata baru di Banyuwangi, Rabu 15 November 2017. Dusun coklat berada di wilayah perkebunan PTPN XII, Kecamatan Glenmore, Banyuwangi ini menawarkan wisata edukasi coklat.
Doesoen (dusun) Kakao ini terletak di areal perkebunan kakao seluas 1.500 hektar. Dari sinilah kakao-kakao Banyuwangi diproduksi yang kemudian diolah menjadi cokelat yang dipasarkan di berbagai daerah dan negara
Menteri Rini memuji Banyuwangi memiliki destinasi wisata agro, Doesoen Kakao. Destinasi ini tidak hanya menjadi tempat rekreasi bagi wisatawan tapi juga bisa jadi tempat pembelajaran tentang komoditas coklat.
“Disini ternyata memiliki berbagai jenis coklat, bahkan ada coklat edel, jenis terbaik di dunia. Ini sangat tepat untuk wadah pembelajaran dan jadi pusat pengembangan coklat. Masyarakat bisa belajar tentang cokelat dan potensi cokelat ke depan,” kata Rini.
Cokelat Glenmore memang dikenal sebagai salah satu kualitas terbaik dunia, yakni jenis Edel. Bijinya berwarna putih, beda dari biji kakao pada umumnya yang berwarna keunguan. Kadar lemaknya rendah dan tidak mudah leleh. Rasa cokelatnya cenderung asam buah-buahan, dan after taste-nya menghasilkan rasa madu.
Rini pun berharap agar PTPN terus mengembangkan potensi coklat. Menurutnya, tanaman cokelat merupakan salah satu komoditas perkebunan dengan harapan usaha yang sangat baik terutama di pasar internasional. Kebutuhan cokelat terus meningkat hingga pangsa ekspornya terbuka luas.
“Makanya saya selalu bilang PTPN XII dan PTPN PTPN lain kalau memiliki area, bisa digunakan untuk mengembangkan tanaman cokelat. Karena potensi kedepannya cokelat mempunyai harapan usaha yang sangat bagus, nilainya secara internasional akan makin baik, kebutuhannya meningkat terus,” ujarnya.
Di destinasi wisata ini, pengunjung bisa menikmati suasana sejuknya udara perkebunan kakao dan karet. Selain itu, pengunjung dapat berwisata kuliner menjajal menu makanan dan minuman yang serba terbuat dari cokelat. Seperti, pisang crispy topping cokelat, minuman cokelat panas, permen cokelat, dan masih banyak lagi.
“Selain itu, wisata ini menawarkan wisata edukasi sejarah cokelat. Pengunjung diajak berkeliling dengan shuttle car, mempelajari budidaya kakao yang merupakan bahan baku cokelat. Mulai dari proses pembibitan hingga panen, serta pengolahannya karena wisata ini satu areal dengan pabrik pengolahan coklat. Jadi wisatawan bisa langsung menyaksikan proses pembuatan cokelat,” terang Wakil Bupati Banyuwangi Yusuf Widyatmoko.
Pemkab Banyuwangi telah mengenalkan Dusun Kakao dengan beragam cara. Salah satunya, destinasi ini dijadikan salah satu lokasi start Tour de Ijen 2017 yang diikuti oleh ratusan pembalap dari 18 negara. Keunikan dusun ini pun memikat wisatawan penggemar sepeda dan para pembalap yang ikut beradu cepat di Tour de Ijen.
"Dusun Coklat ini akan menambah alternatif destinasi wisata bagi turia. Apalagi wilayah Glenmore Banyuwangi banyak didatangi wisatawan Belanda. Pastinya akan menambah daya tarik Glenmore, karena orang Eropa kan juga penggemar coklat," kata Yusuf.
Perkebunan Kendeng Lembu sendiri mampu memproduksi cokelat hingga 950 ton per tahun, dengan produktivitas 800 kilogram kakao per hektare. “Kebanyakan kami ekspor ke Jepang, Jerman, Perancis, Italia, Amerika, Malaysia, dan Singapura. Namun juga kami olah sendiri jadi permen cokelat untuk oleh-oleh wisata,” jelas Manager Kebun Kendeng Lembu, Titon Tantular. (Hud)