Banyuwangi Kedatangan 15 Ribu Ton Beras Asal Thailand
Banyuwangi kembali kedatangan beras impor. Sebanyak 15 ribu ton beras asal Thailand tiba di Pelabuhan Tanjungwangi Banyuwangi. Sebagian besar beras impor ini di alokasikan untuk wilayah NTT. Sisanya untuk stok di gudang Bulog Banyuwangi.
Pimpinan Cabang Bulog Banyuwangi, Harisun, mengatakan, saat ini beras impor tersebut sedang dalam proses bongkar di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi.
"Hari ini masih proses bongkar, mungkin kurang lebih sekitar 5 ribuan," jelasnya, Selasa, 20 Februari 2024.
Harisun menyebut, ini kali pertama beras impor datang di tahun 2024 ini. Menurutnya, sebanyak 13 ribu ton beras impor tersebut untuk alokasi ke wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT). Pengirimannya akan dilakukan secara bertahap.
"Sisanya untuk stok (di gudang Bulog Banyuwangi) sendiri," tegasnya.
Menurut Harisun, setelah ini akan ada lagi pengiriman beras impor. Diperkirakan, beras impor berikutnya akan datang pada awal bulan Maret 2024 nanti.
Belakangan ini, lanjut Harisun, harga beras khususnya di Banyuwangi day per day cenderung mengalami kenaikan. Penyebabnya, masa panen mundur. Awalnya masa panen akan terjadi pada pasa pertengahan atau akhir Februari.
"Musim panen mundur, diprediksi akhir atau pertengahan Februari ini kan, mundur Maret minggu kedua," terang dia.
Saat ini, harga beras medium di pasaran sudah mencapai Rp13 ribu per kilogram. Padahal harga eceran tertinggi (HET) beras medium hanya sebesar Rp 10.900.per kilogram.
Untuk HET beras premium sebesar Rp 13.900 ler kilogram. Namun di pasar harganya sudah mencapai Rp 14.100 sampai Rp 14.200.
"Kalau di toko kecil bisa lebih dari Rp16 ribu per kilogram, karena sudah tangan ke berapa," terangnya.
Untuk pengendalian harga komoditi beras ini, setiap hari pihaknya melakukan dropping ke pasar-pasar. Bersama Pemkab Banyuwangi pihaknya juga terus melakukan operasi pasar
"Operasi pasar jalan terus, per hari per kecamatan," ujarnya.
Advertisement