Banyuwangi Giatkan Operasi Yustisi dan Rapid Test di Pasar
Meski sudah berada di level 2 PPKM, Banyuwangi akan menggiatkan kembali operasi yustisi guna memastikan masyarakat tetap menerapkan protokol kesehatan dalam aktivitasnya. Bahkan Satgas Penanganan Covid-19 Banyuwangi akan kembali melakukan rapid test antigen secara acak di pusat-pusat keramaian.
Sekretaris Daerah Banyuwangi, Mujiono mengatakan, setelah beberapa pekan masuk dalam level 2 PPKM, masyarakat Banyuwangi mulai terlihat kendor dalam menerapkan protokol kesehatan. Banyak masyarakat yang tidak mengenakan masker saat melakukan aktivitas di luar rumah.
“Saat ini pasar masih seperti itu. Ini perlu kita tertibkan kembali. Mungkin akan ada semacam operasi yustisi nanti,” jelas Mujiono, Jumat, 1 Oktober 2021.
Operasi yustisi ini akan dilakukan seperti sebelumnya yakni menyasar pengendara dan warga yang melakukan aktivitas di pusat keramaian namun mengabaikan protokol kesehatan.
Rapid test antigen secara acak juga akan dilakukan kembali di pusat-pusat keramaian seperti sebelumnya pernah dilakukan di beberapa titik seperti di Pasar Banyuwangi, Rogojampi, Genteng.
“Sifatnya acak nanti. Kita jaring misal 20 orang duduk bareng. Kemudian KTP-nya diidentifikasi kita testing dan kita tracing,” jelasnya.
Menurutnya, langkah ini untuk memberikan shock terapi pada masyarakat agar tertib menerapkan protokol kesehatan. Karena saat ini, sudah ada kecenderungan masyarakat mulai kendor dan abai dalam pelaksanaan protokol kesehatan.
Kata dia, ingin semua pihak mendukung dan mengingatkan serta memberikan edukasi kepada masyarakat supaya tetap menjaga 3 M.
“Ini bagian dari upaya mempertahankan level dua. Saat ini seolah-olah seperti sudah normal semuanya. Ini yang kita harus kendalikan kembali jangan sampai eforia. Jangan sampai kita kembali ke level 3,” tegasnya.
Selain itu, lanjutnya, pihaknya juga meminta kepada seluruh SKPD termasuk forum pimpinan kecamatan untuk terus mengingatkan dan memberikan edukasi pada masyarakat akan pentingnya protokol kesehatan.
Dalam hal ini, menurutnya, yang paling efektif dan efisien adalah kolaborasi dengan TNI, Polri. Karena, TNI punya Babinsa, Polri punya Bhabinkamtibmas.
“Itu lebih efektif dan efisien ditambah lagi forum komunikasi umat beragama. Inilah yang menjadi kekuatan kami. Kita hidupkan kembali,” ujarnya.