Banyuwangi Perketat Protokol Kesehatan di Pesantren
Pasca munculnya klaster pondok pesantren, Pemkab Banyuwangi melalui Dinas Kesehatan kembali mengoptimalkan pembinaan terkait protokol kesehatan Covid-19, ke seluruh pondok pesantren yang ada di Banyuwangi. Langkah ini dilakukan agar tidak ada lagi klaster baru di pondok pesantren yang lain.
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi, dokter Widji Lestariono menyatakan memerintahkan seluruh Puskesmas di Banyuwangi untuk meningkatkan intensitas pembinaan pada pondok yang ada di wilayah kerjanya. "Kami perintahkan melakukan assesment terhadap protokol Kesehatan yang ada di pondok tersebut," jelas pria yang kerap dipanggil Rio ini.
Dia menegaskan, jika dalam assessment protokol kesehatan yang ada di pondok ditemukan kekurangan, maka Satgas Covid-19 Kecamatan wajib melakukan pembinaan dan evaluasi agar protokol kesehatan di tempat itu bisa sesuai standar yang ditetapkan pemerintah.
"Jika ada kekurangan maka kewajiban Satgas Kecamatan dalam hal ini Puskesmas untuk melakukan pembinaan dan memenuhi, agar sesuai dengan protokol kesehatan yang memang harus dilakukan," tegasnya.
Dia memastikan assesment kepada seluruh pondok pesantren ini sudah dilakukan jajarannya yang ada di Puskesmas. Gerak cepat dilakukan agar tidak ada lagi penyebaran Covid-19. "Seluruh pondok yang ada di Banyuwangi sudah dilakukan pembinaan," pungkasnya.
Untuk diketahui, klaster pondok pesantren saat ini mendominasi jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Banyuwangi. Per 28 Agustus 2020, tercatat 341 kasus konfirmasi positif Covid-19. Dari jumlah itu, 199 di antaranya merupakan santri dari klaster pondok pesantren.