Banyuwangi akan Jadi Kawasan Industri Film
Banyuwangi : Pusat Pengembangan Perfilman (Pusbang Film), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), ingin menjadikan Banyuwangi sebagai kawasan industri film di Indonesia.
"Banyuwangi memiliki potensi untuk dijadikan kawasan industri perfilman. Apalagi saat ini Banyuwangi telah banyak dikenal karena wisatanya," kata Kepala Perijinan dan Pengendalian Film, Pusbang Film, M. Kholid Fathoni, saat berada di Banyuwangi.
Kholid mengatakan saat ini pemerintah tengah mengembangkan daerah yang bisa dijadikan kawasan perfilman, seperti halnya Bollywood di India, Hollywood di Amerika, dan lainnya.
"Pemerintah ingin mengembangkan kawasan yang dikenal sebagai industri perfilman, dan Banyuwangi yang kami lihat untuk dijadikan kawasan industi perfilman itu," kata Kholid.
Kholid mengatakan Banyuwangi sangat potensial untuk dijadikan kawasan industri film. Selain potensi alam di Banyuwangi, yang terpenting adalah pemerintah daerah yang kooperatif.
"Alam di Banyuwangi sangat mendukung. Di sini ada gunung, pantai, perkebunan, dan kebutuhan landscape perfilman lainnya. Tapi yang terpenting adalah kooperatifnya pemerintah daerah. Kami melihat Banyuwangi pemerintahanya sangat kooperatif akan hal-hal yang baru," jelas Kholid.
Kholid menjelaskan, untuk membuat kawasan industri film yang sangat dibutuhkan adalah peran serta pemerintah daerah. Karena apabila hanya mengandalkan pemerintah pusat, akan mengalami banyak kendala. Seperti harus membeli lahan yang akan dijadikan kawasan industri film, fasilitas penunjang, dan kendala lainnya. Sedangkan apabila pemerintah daerah yang melakukan akan lebih cepat.
Karena itu, dibutuhkan inisiasi dan kesiapan dari pemerintah daerah untuk memberikan dukungan kuat pada kawasan industri perfilman itu.
Meski letak Banyuwangi yang jauh dari pusat pemerintahan seperti Jakarta atau Surabaya, Kholid tidak mempermasalahkan. Dia mengambil contoh, kawasan industri film di Malaysia, Pinewood, itu terletak di Nusajaya, Johor, Malaysia. Tidak terletak di Kuala Lumpur sebagai ibu kota Malaysia.
Pinewood, menurut Kholid, merupakan kawasan industri film yang dikembangkan oleh pemerintah Malaysia, namun atas dasar inisiasi dari pemerintah daerah setempat.
"Karena itu, Banyuwangi sangat memungkinkan untuk dijadikan kawasan industri perfilman. Bahkan saat ini saja, sudah banyak yang tertarik untuk membuat film di Banyuwangi. Teman saya dari luar negeri tertarik untuk membuat film di sini," katanya.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, mendukung rencana dibuatnya kawasan industri film di Banyuwangi. Anas mengatakan selama ini, Banyuwangi terus mengembangkan upaya kreatif anak-anak muda Banyuwangi di dunia perfilman.
"Kami rutin menggelar lomba video kreatif bagi anak-anak muda Banyuwangi. Selain itu, kami bersama Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) mendorong bergeraknya sektor ekonomi kreatif Banyuwangi dengan terlibat dalam beberapa program, salah satunya pembuatan video kreatif," kata Anas.
Bahkan Bekraf memilih Banyuwangi sebagai salah satu daeraj kreatif yang akan dipromosikan pada Festival Film Cannes 2017, 17-28 Mei lalu, di Cannes, Perancis. (Hud)
Advertisement