Banyak yang Wafat, Warga Pasang Pengumuman Pemakaman Tutup
Dipicu banyaknya warga yang meninggal, kelompok warga lainnya memasang banner yang menyatakan, Tempat Pemakaman Umum (TPU) di Dusun Krajan, Desa Binor, Kecamatan Paiton, Kabupaten Probolinggo ditutup. Kepala Desa Binor, Hostifawati membenarkan sebanyak 17 warga desanya meninggal dan dimakamkan di TPU setempat.
Banner berkuran sekitar 3x2 meter persegi itu dipasang di pinggir jalan tepatnya di pinggir jalan masuk ke TPU. Bertuliskan bahasa Madura yakni, 'ELLA LAH COKOP HOP Koburen Totop LAKOH JEK MAIN TEMATEAN MALOLOH LANDUK ENH LAH BENYAK SE ROSAK/POTONG. TOREH NGANGGUY MASKER'.
Kurang lebih terjemahnya, ‘SUDAHLAH CUKUP, STOP Kuburan Tutup KERJA, JANGAN MAIN MATI-MATIAN MELULU CANGKULNYA BANYAK YANG RUSAK/PATAH. MARI MEMAKAI MASKER.’
Sumrawi, warga Desa Binor mengatakan, banner itu dipasang sejumlah warga desa setempat. Soalnya dalam sebulan ini, sedikitnya 17 orang meninggal dan dimakamkan di TPU Dusun Krajan, Desa Binor.
“Sebagian besar yang meninggal dunia sudah sepuh-sepuh, mungkin mereka jatuh sakit karena musim pancaroba,” katanya, Minggu, 8 Agustus 2021.
Akhirnya warga, kata Sumrawi, berinisiatif memasang banner untuk mengedukasi warga. Tujuannya agar warga senantiasa menjaga kesehatannya.
“Yang meninggal sudah sepuh-sepuh, karena mungkin tidak tahan adanya pancaroba. Akhirya warga berinisiatif pasang banner itu untuk edukasi,” kata Sumrawi.
Ditanya berapa jumlah warga yang meninggal, ia mengatakan belasan orang. Hal ini tidak biasanya, sampai 17 orang meninggal dalam sebulan di satu desa.
Hal senada diungkapkan Teguh, juga warga Desa Binor yang biasa membantu menggali kubur. “Seperti terpampang di banner, memang banyak peralatan gali kubur yang rusak dan patah karena sering dipakai,” ujarnya.
Warga pun disibukkan tahlilan setiap malam terkait banyaknya warga yang meninggal dunia. “Sisi lain, lampu untuk tahlilan kurang karena yang meninggal 17 orang dalam sebulan,” katanya.
Sementara itu, Kepala Desa Binor, Hostifawati membenarkan, sebanyak 17 orang warganya meninggal dunia. “Satu orang meninggal dunia di rumah sakit karena Covid-19, dan seorang lagi setelah dikarantina,” ujarnya.
Sementara 15 orang lainnya meninggal di rumahnya karena penyakit lama yang mereka idap. Soal pemasangan banner, kata kepala desa, sebatas mengingatkan, agar warga menaati protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
“Banner itu untuk mengedukasi masyarakat, agar tetap protokol kesehatan agar pandemi Covid-19 segera berakhir,” ujar Hostifawati.