Banyak Tahi Lalat Berisiko Kanker Kulit
Tahi lalat pasti dimiliki oleh setiap orang. Bahkan ada orang yang menganggapnya sebagai tanda lahir, tapi terkadang ada juga yang memiliki jumlah tahi lalat lebih banyak di beberapa bagian tubuh.
Dilansir dari laman Healthline, menurut penelitian, satu orang manusia rata-rata memiliki 10 hingga 40 bintik kecil di tubuh. Tentunya hal ini sangat wajar dan dianggap normal. Pasalnya pertumbuhan tahi lalat di kulit merupakan proses alami di dalam kulit.
Tahi lalat juga dapat berubah seiring perubahan hormon seperti saat memasuki usia remaja. Pada dasarnya tahi lalat bukanlah kondisi medis yang berbahaya, namun tahi lalat ada juga yang menjadi tanda kanker kulit atau yang disebut melanoma.
Kanker jenis ini biasa tumbuh di jaringan kulit. Kondisi ini ditandai dengan perubahan pada kulit, seperti munculnya benjolan, bercak, atau tahi lalat dengan bentuk dan ukuran yang tidak normal.
Berikut ulasannya tentang kanker kulit yang dirangkum oleh Ngopibareng.id.
Definisi Kanker Kulit
Kanker kulit diduga kuat diakibatkan adanya paparan sinar ultraviolet dari matahari. Sinar UV ini dapat menyebabkan rusaknya sel pada kulit, hingga menimbulkan kanker kulit. Selain itu, kanker kulit adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel kulit yang tidak terkendali.
Kondisi ini terjadi ketika kerusakan DNA pada sel kulit memicu mutasi atau cacat genetik. Akibatnya, sel kulit berkembang biak dengan cepat dan membentuk tumor ganas.
Jenis-jenis Kanker Kulit
Kanker kulit juga memiliki beberapa jenis yang disesuaikan dengan ciri-cirinya.
1. Karsinoma sel basal
Karsinoma sel basal muncul dalam bentuk benjolan kecil dan halus seperti mutiara pada kulit. Biasanya, jenis kanker kulit ini muncul pada area kulit yang sering terpapar matahari, termasuk wajah, telinga, leher, kulit kepala, dada, pundak, dan punggung. Berikut beberapa ciri khas dari kanker kulit karsinoma sel basal.
- Luka yang tak kunjung sembuh
Luka terbuka yang tak kunjung sembuh, kerap berdarah, atau berubah menjadi kering dan mengelupas, segera periksakan ke dokter. Terlebih lagi jika luka tersebut bertahan hingga berminggu-minggu. Luka tersebut juga bisa saja sembuh, tapi kemudian muncul kembali.
- Kulit yang teriritasi
Pekalah terhadap berbagai perubahan yang terjadi pada tubuh, termasuk kulit. Salah satu contohnya, waspadalah jika Anda menyadari adanya kulit yang teriritasi atau berwarna kemerahan pada wajah, dada, pundak, lengan, atau kaki.
Karena, hal tersebut bisa jadi salah satu ciri dari kanker kulit. Tak hanya itu, ciri lain dari karsinoma sel basal yakni apabila kulit yang teriritasi tersebut mengelupas, terasa gatal, dan sakit.
- Benjolan yang berkilap atau berwarna terang
Jika ada benjolan yang berkilap atau berwarna terang, merah muda, merah, atau putih, bisa jadi itu merupakan ciri-ciri dari kanker kulit jenis karsinoma sel basal. Namun, tonjolan kanker mirip tahi lalat yang muncul bisa jadi berwarna gelap, apalagi pada orang dengan warna kulit yang lebih gelap. Belum lagi, gejala kanker kulit yang satu ini sering disalahartikan sebagai tahi lalat biasa.
- Area kulit yang mirip seperti luka
Karsinoma sel basal juga bisa ditandai dengan adanya area kulit berwarna putih atau kuning yang lebih mengilap dibanding area kulit lainnya.
Area tersebut mungkin terlihat kencang, tapi seolah membaur dengan area kulit lain yang tidak bermasalah. Kondisi ini bisa jadi menunjukkan ciri-ciri kanker kulit karsinoma sel basal.
2. Karsinoma sel skuamosa
Penyebab kanker kulit jenis karsinoma sel skuamosa relatif sama dengan jenis kanker kulit lainnya. Hanya saja, letak terjadinya kanker cenderung berbeda, begitu pula dengan ciri-ciri yang mungkin muncul dari kanker kulit ini.
Karsinoma sel skuamosa biasanya tampak seperti benjolan berwarna merah yang kasar, serta luka pada kulit seperti sisik dan berkerak. Ciri ini biasanya muncul di daerah yang sering terkena sinar matahari, seperti kulit kepala, leher, wajah, telinga, dan tangan.
Namun, orang dengan warna kulit gelap biasanya mempunyai karsinoma sel skuamosa pada daerah yang jarang terkena sinar matahari, seperti telapak tangan dan telapak kaki. Berikut gejalanya:
- Adanya bercak merah bersisik
Salah satu ciri dari karsinoma sel skuamosa ialah munculnya bercak berwarna merah yang mungkin juga bersisik. Bercak bersisik ini bisa membuat kulit mengelupas atau berdarah.
- Adanya benjolan
Sedikit mirip dengan gejala kanker kulit jenis karsinoma sel basal, jenis kanker kulit ini juga berpotensi menimbulkan benjolan. Namun, terkadang benjolan yang muncul justru terlihat cekung ke dalam pada bagian tengahnya.
- Luka terbuka
Luka terbuka yang menjadi ciri-ciri dari kanker kulit biasanya tidak dapat sembuh. Sekalipun bisa sembuh, luka berpotensi muncul kembali. Luka terbuka ini biasanya memiliki bagian yang kering dan mudah mengelupas.
3. Melanoma
Kanker melanoma merupakan salah satu jenis kanker kulit langka yang paling mematikan. Melanoma muncul ketika melanosit (sel penghasil pigmen warna kulit) tumbuh dengan ganas menjadi kanker.
Kanker melanoma pada awalnya muncul sebagai bintik berwarna gelap mirip tahi lalat biasa yang dapat berubah ukuran, bentuk, atau warna.
Melanoma juga dapat muncul pada area kulit yang sebelumnya tidak pernah memiliki tahi lalat. Gejala khas ini paling sering muncul pada punggung, kaki, tangan dan wajah. Namun, untuk bisa membedakan tahi lalat normal dan tahi lalat gejala kanker kulit, ikuti pedoman “ABCDE” berikut ini.
- Asimetris(ukuran dan bentuk tidak simetris)
Tahi lalat normal memiliki bentuk simetris yang sempurna. Ukuran dan bentuk tepian tahi lalat juga sama besar pada bagian kiri dan kanan. Sementara tahi lalat dengan gejala kanker kulit melanoma memiliki bentuk dan ukuran yang tak beraturan karena sel-sel pada salah satu sisinya tumbuh lebih cepat dari sisi yang lain.
- Border (pinggirannya tak rata)
Tepian tahi lalat normal memiliki batasan yang jelas. Sebaliknya, tahi lalat kanker melanoma memiliki pinggiran yang acak dan tampak kabur, kadang bergerigi seperti seseorang yang mewarnai di luar garis.
- Color (warna berbeda)
Tahi lalat normal memiliki warna yang sama rata di segala sisinya, entah cokelat tua, cokelat muda, kemerahan, atau hitam pekat. Namun, tahi lalat yang memiliki corak warna beragam, memungkinkan adanya gejala kanker kulit melanoma. Warna ini, akan berangsur menjadi gelap kemerahan pada tepiannya, atau kebalikannya.
Tahi lalat kanker juga dapat menunjukkan bercak warna yang berbeda sama sekali di satu tempat, misalnya merah, putih, keabuan dalam satu tahi lalat.
- Diameter (ukuran)
Tanda lahir yang normal akan tetap berukuran sama sepanjang waktu, sedangkan tahi lalat yang membesar tiba-tiba hingga lebih dari 6 mm dapat menandakan kanker melanoma. Apalagi jika tahi lalat benar-benar baru muncul dan langsung membesar.
- Evolve (berkembang dan berubah)
Tahi lalat yang berubah warna, ukuran, tekstur, dan bentuk sehingga terlihat sangat berbeda dibandingkan tahi lalat lain pada kulit yang bisa menjadi gejala melanoma. Selain itu, melanoma menimbulkan tahi lalat yang gatal atau bahkan dapat berdarah.
4. Actinic Keratosis
Actinic keratosis merupakan gejala awal kanker kulit yang disebabkan paparan sinar matahari berlebih. Pada beberapa kasus, actinic kerastosis bisa berkembang menjadi kanker kulit sel skuamosa.
Berikut ini merupakan gejala kanker kulit actinic keratosis yang perlu Anda waspadai.
- Terdapat bagian kulit yang kasar, kering, atau bersisik dengan diameter kurang dari 2,5 cm.
- Bagian kulit tersebut permukaannya terasa datar, tapi kadang sedikit terangkat atau membentuk benjolan pada lapisan atas kulit.
- Dalam beberapa kasus, permukaan benjolan keras seperti kutil.
- Area kulit yang bermasalah berwarna merah muda, merah atau cokelat.
- Gatal, terbakar, berdarah, atau terjadi pengerasan pada kulit.
- Ada benjolan baru di area kepala, leher, tangan, dan lengan bawah yang terpapar sinar matahari.
5. Karsinoma sel merkel
Karsinoma sel merkel merupakan kanker kulit yang paling langka dan paling berbahaya. Kanker kulit ini bisa tumbuh dan menyebar cepat ke bagian tubuh lainnya.
Wujud karsinoma sel merkel cenderung tampak kecil, tidak sakit, warnanya beragam (merah, merah muda, ungu) dan bahkan mengilap. Kanker ini biasanya berkembang di sekitar wajah, leher, dahi, atau lengan, tetapi dapat berkembang di area lain dan tumbuh dengan cepat.
Penyebab Kanker Kulit
Kanker kulit disebabkan karena adanya mutasi DNA yang menyebabkan pertumbuhan abnormal sel tertentu di kulit. Mutasi DNA pada jaringan kulit ini dipicu oleh paparan sinar ultraviolet. Sumber utama sinar ultraviolet adalah sinar matahari yang terdiri dari tiga jenis, yaitu ultraviolet A (UVA), ultraviolet B (UVB), dan ultraviolet C (UVC).
Dari ketiga jenis sinar ultraviolet tersebut, yang paling berbahaya bagi kulit adalah sinar UVC. Meski demikian, sinar UVC dapat diserap oleh atmosfer sebelum mencapai tanah. Sedangkan UVA dan UVB dapat merusak sel-sel kulit, terutama yang berwarna pucat, dan berpotensi menyebabkan kanker kulit.
Selain itu, ada beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko seseorang terkena kanker kulit, yaitu:
a. Faktor internal
1. Riwayat kanker kulit
Seseorang yang pernah menderita kanker kulit berisiko tinggi terkena kanker kulit kembali. Risiko kanker kulit juga akan meningkat jika memiliki anggota keluarga dengan riwayat kanker kulit.
2. Kulit putih
Kanker kulit dapat menyerang tiap orang terlepas dari warna kulitnya. Namun, orang berkulit putih memiliki jumlah melanin yang lebih sedikit, sehingga perlindungan terhadap sinar ultraviolet lebih lemah.
3. Tahi lalat
Seseorang yang memiliki banyak tahi lalat atau tahi lalat dengan ukuran yang besar lebih berisiko terkena kanker kulit.
4. Sistem kekebalan tubuh rendah
Orang dengan sistem kekebalan tubuh rendah berisiko tinggi terkena kanker kulit, termasuk penderita HIV/AIDS dan orang yang mengonsumsi obat imunosupresif.
5. Solar keratosis
Paparan sinar matahari dapat menyebabkan pembentukan bercak kasar dan bersisik dengan warna yang bervariasi di wajah atau tangan. Kondisi ini dinamakan solar keratosis. Solar keratosis merupakan kondisi prakanker dan sangat berpotensi berubah menjadi kanker.
b. Faktor eksternal
1. Paparan sinar matahari
Orang yang sering terpapar sinar matahari, terutama yang tidak menggunakan tabir surya, lebih berisiko terkena kanker kulit. Kondisi ini terjadi pada orang yang tinggal di daerah beriklim tropis atau dataran tinggi.
2. Paparan radiasi
Penderita eksim atopik atau jerawat yang menjalani terapi pengobatan dengan terapi radiasi (radioterapi) berisiko tinggi terkena kanker kulit, terutama karsinoma sel basal.
3. Paparan bahan kimia
Ada banyak bahan kimia yang diduga dapat menyebabkan kanker (karsinogenik), salah satunya adalah arsenik.
Stadium dalam Kanker Kulit Menurut Medis
Berikut ini adalah stadium dari kanker kulit menurut pemeriksaan medis yang dilakukan tenaga ahi atau dokter:
- Stadium 0
Sel kanker masih berada di tempat yang sama dan belum menyebar ke luar epidermis atau lapisan kulit terluar.
- Stadium 1
Kanker telah menyebar ke lapisan kulit di bawah epidermis atau disebut dermis , namun ukurannya tidak lebih dari 2 cm.
- Stadium 2
Kanker belum menyebar ke jaringan lain, namun ukurannya makin membesar hingga lebih dari 2 cm.
- Stadium 3
Kanker telah menyebar ke jaringan lain di sekitarnya, misalnya tulang, dan berukuran lebih dari 3 cm.
- Stadium 4
Kanker telah menyebar ke jaringan lain yang jauh dari tempat asal kanker, misalnya kelenjar getah bening, dan ukurannya lebih dari 3 cm.
Komplikasi pada Kanker Kulit
Tiap penderita kanker kulit akan berisiko untuk mengalami kanker kulit kembali. Kanker kulit berulang ini dapat terjadi di area tubuh yang sama atau jaringan sekitarnya. Selain itu, kanker kulit juga dapat terjadi di bagian tubuh lain. Kondisi ini terjadi ketika sel kanker telah menyebar ke bagian tubuh lain.
Kanker kulit secara langsung dapat memengaruhi penampilan, terutama jika muncul di daerah yang tidak tertutup pakaian. Kondisi ini dapat memicu kecemasan dan depresi pada penderitanya.
Tips Mencegah Kanker Kulit
Cara terbaik untuk mencegah kanker kulit adalah dengan melindungi kulit dari paparan sinar matahari atau sumber sinar ultraviolet lainnya, misalnya alat tanning kulit. Langkah yang dapat dilakukan antara lain:
1. Hindari sinar matahari pada siang hari, karena paparan terkuat sinar ultraviolet dari matahari berlangsung pada jam 10 pagi hingga 4 sore.
2. Gunakan tabir surya secara rutin, untuk mencegah penyerapan sinar ultraviolet ke dalam kulit dan mengurangi risiko kerusakan kulit akibat sinar matahari.
3. Gunakan pakaian yang menutupi tubuh, seperti baju lengan panjang dan celana panjang, untuk melindungi kulit dari sinar matahari.
4. Gunakan pula topi dan kacamata hitam saat keluar rumah, untuk memberikan perlindungan lebih terhadap kepala dan mata dari radiasi sinar matahari.
5. Hindari penggunaan tanning bed, yaitu alat untuk menggelapkan kulit karena dapat memancarkan radiasi ultraviolet yang berbahaya bagi kulit.
6. Hati-hati saat menggunakan obat yang menyebabkan efek samping pada kulit, seperti antibiotik. Agar aman, konsultasikan kepada dokter terlebih dulu.
7. Lakukan pemeriksaan kulit secara rutin dan segera konsultasikan kepada dokter, jika Anda mencurigai adanya perubahan atau kelainan pada kulit.