Banyak Siswa Mundur dari Sekolah Kebangsaan, Ini Kata Kasatpol PP
Kepala Satpol PP Kota Surabaya, Eddy Chirstijanto membenarkan adanya orang tua yang tidak mengizinkan anaknya ikut dalam sekolah kebangsaan yang digagas Pemkot Surabaya.
Menurut Eddy, orang tua yang tidak mengizinkan anaknya ikut sekolah kebangsaan karena stigma negatif bahwa anak-anak yang ikut sekolah kebangsaan adalah anak nakal hasil razia.
Karena itu, Eddy meminta kepada para orang tua agar tidak menstigma negatif terhadap sekolah kebangsaan. Anak-anak baik nakal atau tidak semua punya hak yang sama untuk sukses dan berkembang.
"Sekolah kebangsaan ini bukan untuk anak nakal. Isu yang berkembang di masyarakat itu sekolah kebangsaan ini hanya anak nakal yang terjaring razia, sehingga orang tua tidak mau anaknya dikirim ke sekolah ini. Padahal anak-anak ini sama, punya hak untuk sukses," kata Eddy, Kamis, 23 Februari 2023.
Menurut Eddy, remaja terjaring razia yang menjadi mayoritas peserta sekolah kebangsaan juga memiliki hak yang sama untuk sukses.
"Padahal belum tentu anak-anak yang bermasalah itu tidak sukses. Banyak anak-anak yang beemasalah ini meraih kesuksesan," terangnya.
Eddy menegaskan, program sekolah kebangsaan adalah program Walikota Surabaya untuk remaja SMP hingga SMA. Konsep tersebut sudah ada sebelum ada anak yang terjaring razia pada bulan Desember 2022 lalu.
"Memang ada anak-anak hasil razia dimasukkan dalam sekolah kebangsaan. Tapi jauh sebelum itu konsep kebangsaan sudah ada. Dan dalam konsep itu yang ikut dalam sekolah ini bukan hanya anak-anak hasil razia melainkan anak-anak yang umum mau didik dengan disiplin dan berwawasan kebangsaan," jelasnya.
Eddy juga tak membantah jumlah peserta sekolah kebangsaan tidak sesuai dari rencana awal. Rencananya tahap pertama ada 100 orang yang ikut, tetapi hanya 75 peserta yang bisa ikuti.
"Dari 75 peserta tersebut, rata-rata SMK. Ada sekitar 20 orang tidak bisa ikut karena sedang ujian praktek. Tentu kami sangay hormatinya. Sekarang yang masih mengikuti ada 52 pelajar, karena beberapa juga diminta orang tua mundur," paparnya.
Diberitakan sebelumnya, sejumlah pelajar yang memgikuti sekolah kebangsaan telah mengajukan pengunduran diri, karena tidak diizinkan orang tuanya.
Wimbo Ernanto, salah satu orang tua siswa yang mundur dari Sekolah Kebangsaan mengatakan, ada beberapa siswa teepaksa harus keluar dari sekolah tersebut karena kecewa dengan komentar salah satu pejabat di salah satu radio di Surabaya yang menyebut bahwa peserta yang ikut sekolah kebangsaan merupakan hasil dari razia Satpol PP.
"Mereka langsung mundur dari Sekolah Kebangsaan termasuk keponakan saya. Sekarang mereka terpukul," katanya dikutip dari Antara, Kamis 23 Februari 2023.
Advertisement