Salah Kaprah PSBB Surabaya dengan Penutupan Jalan Kampung
Sejak Surabaya menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada 28 April 2020 lalu, banyak warga Kota Surabaya yang melakukan pengamanan secara mandiri wilayah mereka. Salah satunya dengan menutup gerbang atau portal-portal gang di wilayah mereka.
Penutupan secara mandiri gerbang atau portal kampung dan perumahan, membuat warga banyak yang mengeluh. Mereka harus berputar mencari jalan untuk sampai ke rumah.
Keluhan juga dirasakan pengemudi ojek online saat mengantar barang atau makanan. Mereka harus berputar-putar mencari jalan yang dibuka. Lebih membahayakan lagi jika sopir ambulans yang harus berputar untuk merespon panggilan darurat. Padahal mereka membutuhkan kecepatan untuk memberikan pertolongan.
Terkait hal itu kepala BPB Linmas Kota Surabaya, Eddy Christijanto mengatakan bahwa, Walikota Surabaya Tri Rismaharini sudah mengeluarkan edaran terkait dengan peningkatan keamanan wilayah kota Surabaya. Yakni peningkatan keamanan pemukiman.
Salah satunya adalah melakukan pengamanan peningkatan poskamling, di wilayah-wilayah pemukiman. Namun yang dimaksud melakukan peningkatan pengamanan wilayah Kampung adalah bukan dengan menutup semua portal, namun dengan menggunakan sistem one gate system atau sistem satu pintu.
"Jadi ditutup iki bukan opo-opo langsung ditutup. Gimana kalau ada ambulans yang membutuhkan gerak cepat kan bingung. Makanya itu kan diminta untuk menggunakan one gate system atau satu pintu dengan dijaga oleh warga sehingga kalau ada yang membutuhkan bisa langsung dibukakan," kata Eddy, Kamis 7 Mei 2020 di Balaikota Surabaya.
Agar tidak membingungkan warga dan mempersulit akses masuk ke wilayah pemukiman, Edi menyarankan bahwa warga wilayah pemukiman di Kota Surabaya melakukan rembuk-warga, untuk bergantian menjaga one gate system di wilayah mereka. Sehingga semua warga memiliki sense of belonging terhadap wilayahnya dan sense of belonging terkait aturan PSBB.
"Ya saya cerita saja ya. Misalnya di kampung-kampung saya ini, setiap malam ada jaga giliran 10 hari sekali. Jadi saya misalnya dapat itu yang menjaga one gate system, mulai dari jam 9 malam sampai pukul 4 dini hari menjelang subuh. Jadi tetap ada yang menjaga di gatenya, apalagi kalau ada yang membutuhkan bisa langsung dibukakan. Kalau ditutup tanpa dijaga, ini yang membingungkan," katanya.
Advertisement