Banyak Perusahaan di Jatim Tak Terapkan Protokol Kesehatan
Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Jawa Timur mempertanyakan komitmen pengusaha untuk menjalankan aturan ketat dalam rangka penerapan protokol kesehatan di industri masing-masing.
Kepala Disnakertrans Jatim, Himawan Estu Bagijo mengaku, sejak awal pembukaan tempat kerja pada 2 Juni lalu masih banyak perusahaan yang justru tidak memperhatikan protokol kesehatan.
Seperti, pemisahan pintu masuk dan keluar, fasilitas cuci tangan, pemeriksaan suhu tubuh dengan thermal gun, penggunaan APD masker dan sarung tangan, serta physical distancing.
“Temuan dari kawan-kawan pengawas di lapangan ada (perusahaan) yang sudah siap, ada yang belum siap. Artinya begini kan kita memberi persyaratan yang yang lebih ketat satu pintu masuk dan pintu keluar dipisahkan, kemudian cuci tangan air mengalir, thermal gun kemudian apd distancing di tempat kerja kerja ini juga,” kata Himawan, Jumat 5 Juni 2020.
Karena itu, ia mempertanyakan komitmen perusahaan untuk bersama-sama memerangi penyebaran virus corona atau covid-19 yang sangat berdampak bagi perekonomian. Padahal, bukan hal berat bagi pengusaha atau perusahaan memberikan fasilitas penerapan protokol kesehatan.
“Saya lihat ini hanya persoalan komitmen, kalau duit kan mesti ada gitu. Masa menyiapkan begitu saja kok enggak bisa kan? Kalau sudah komitmen ini kan harus kita waspadai karena bisa mengabaikan,” ungkapnya.
Dengan mengabaikan, lanjut dia, bukan tidak mungkin bisa ada kasus baru yang terjadi di suatu perusahaan. Bahkan mungkin saja menimbulkan klaster baru.
Himawan menjelaskan, industri atau usaha lain banyak terletak di kawasan Gerbangkartasusila yang justru kini sudah masuk zona merah.
Bahkan, khusus Surabaya sudah masuk zona merah tua. Sehingga, perlu adanya upaya lebih untuk saling mengamankan antara perusahaan dan para pekerja agar ketika masuk tidak menjadi pembawa virus.
“Jadi ini sebenarnya simbiosis mutualisme, ketika perusahaan sama-sama membuat standar protokol kesehatan yang bagus, maka akan sama-sama terlindungi,” katanya.
Untuk itu, ia akan melakukan upaya lebih dengan melakukan pengawasan secara rutin dan lebih ketat di masing-masing industri.
“Kalau hari itu mereka tidak siap, maka kita akan tongkrongi untuk mengambil apa peralatan dan memasangnya seperti tempat cuci dan sebagainya. Hari itu juga harus sudah terpasang,” kata Himawan.
Ia pun mengimbau, agar tercipta physical distancing perusahaan dapat mengusahakan membagi jadwal kerja yang setara, sehingga pekerja pun tidak terdampak parah.
Advertisement