Banyak Koruptor di Pertamina, DPR RI Harap Ahok Bertindak Tegas
Anggota Komisi VII DPR RI, Ridwan Hisjam menyambut positif pengangkatan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok menjadi pimpinan BUMN. Ia berharap Ahok membawa perusahaan plat merah itu menjadi lebih baik.
“Saya kira karena itu domainnya pemerintah, maka kita menyambut baik saja,” kata politisi Partai Golkar itu saat ditemui di Hotel Elmi, Surabaya, Minggu 24 November 2019.
Hanya saja, Tatok, panggilannya, berpesan kepada Ahok agar betul-betul dapat membawa Pertamina ke arah yang lebih baik dan bisa memberi hasil yang lebih bagi negeri, sehingga tidak ada lagi namanya defisit pendapatan lalu mengorbankan masyarakat dengan biaya BBM yang dinaikkan.
Tatok mengaku, permasalahan utama Pertamina adalah banyaknya mafia yang mempermainkan harga minyak. Ironisnya, itu bukan hanya dari pihak luar saja tapi juga dari dalam perusahaan sendiri.
“Kita menginginkan Pertamina harus berjalan lebih baik. Terutama, Pertamina tidak dikuasai oleh mafia-mafia minyak dan gas yang mana sudah ditengarai berpuluh-puluh tahun, dan itu tidak bisa diberantas karena kita tergantung terus dengan komisi-komisi 2 persen, 1 persen, 2 dolar AS, 1 dolar AS,” katanya.
Karena itu ia mengatakan, sebagus apapun kualitas pimpinan Pertamina dengan program kerja yang dibawa akan suliit berjalan ketika sudah sampai di tingkat bawah.
Untuk itu, mantan Ketua DPD Golkar Jatim itu mengatakan, Ahok harus berani dengan tegas mengawasi kinerja dari jajaran para direksi hingga karyawan. Bahkan, perlu dibuat SOP yang baru.
“Siapapun yang ditaruh di sana walaupun dia terbaik pasti akan sulit karena akan terhambat. Nah ini harus diadakan satu SOP yang jelas secara online, mereka tidak akan bisa melakukan apa karena cara bermain dengan manual,” katanya.
Tak cukup itu, perlu ada tindakan tegas yang diberikan kepada orang dalam yang bermain dan menjadi mafia migas.
“Saya kira kalau Pak Ahok mau melakukan perbaikan jangan saja direksinya. Saya juga mengimbau kepada Menteri BUMN bahwa ini harus dilakukan perubahan perilaku pola. Direksi kita bisa bagus karena bisa diawasi langsung, tapi dibawa seperti SVP, VP, sampai karyawan ini mayoritas koruptif tidak bisa diawasi langsung secara terus-menerus,” katanya.
Diketahui, Menteri BUMN Republik Indonesia, Erick Tohir menunjuk mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok sebagai Komisaris Utama PT Pertamina.